kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bobot indeks sektor pertambangan mulai bertumbuh


Rabu, 17 Januari 2018 / 21:49 WIB
Bobot indeks sektor pertambangan mulai bertumbuh
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja yang gemilang. Hal itu tampak dari rekor level IHSG yang tercatat dari waktu ke waktu. Seiring dengan itu, tercatat pula perubahan bobot sektoral saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bobot indeks saham sektor pertambangan terhadap IHSG menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Dari data Bloomberg, secara year to date (ytd) sampai Rabu (17/1) sektor pertambangan memiliki bobot 5,55%. Padahal, sampai dengan penutupan tahun 2017, bobot sektor pertambangan yakni 4,94%.

Tahun sebelumnya, pada 2016 sektor ini punya bobot 4,98%. Bahkan pada tahun 2015, sektor ini sempat cuma punya bobot 2,97%. Pada tahun 2015 inilah, sektor pertambangan memiliki bobot terendah sejak 2007.

Padahal, pada tahun 2014 indeks pertambangan punya bobot 5,15%. Artinya, ada sentimen negatif yang membuat saham pertambangan anjlok cukup tajam pada tahun 2015.

Lebih jauh pada tahun sebelumnya, sejatinya sektor pertambangan pernah punya catatan yang cukup baik. Misalnya hal ini tampak dari catatan tahun 2007, di mana sektor pertambangan memiliki bobot 19,06%. Hampir seperlima bobot indeks. Kala itu IHSG ditutup pada level 2.745,83.

Pada 2008, sektor pertambangan punya bobot 11,24%. Sedangkan pada tahun 2009, sektor ini punya bobot 14,65%. Lalu pada 2010, bobot sektor ini kembali mendaki menjadi 16,29%.

Range indeks bobot sektor pertambangan dari tahun ke tahun, memang tampak lebih volatil dibandingkan dengan sektor lain yang punya kenaikan maupun penurunan yang tidak begitu jauh.

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia menyatakan pertumbuhan sektor pertambangan tak terlepas dari data ekspor impor komoditas ini. Berdasarkan data ekspor Desember 2017 pertambangan mengalami kenaikan 15,04% (YoY), pengadaan gas naik 71,04% (YoY), dan minyak mentah naik tipis 0,79% (YoY).

Diperkirakan, pada tahun ini produk pertambangan tersebut masih signifikan menyumbang ekspor Indonesia. Mulai dari pertambangan, minyak mentah, dan gas. "Sektor yang menarik, pertambangan khususnya batubara dan minyak mentah," ujar Bertoni kepada KONTAN, Selasa (16/1).

Adanya sentimen tersebut, turut membuat sektor ini menarik dilirik karena ada kenaikan bobot.

Menurutnya, tumbuhnya kepercayaan akan pertumbuhan global juga diikuti dengan permintaan komoditas, membuat trend bullish sektor ini telah dimulai pada awal Desember 2017 hingga sekarang. "Harga komoditas potensi melanjutkan penguatan," imbuhnya.

Alhasil, kenaikan tersebut direspon positif oleh pelaku pasar khususnya sektor pertambangan. Hal itu terjadi, walaupun indeks telah cetak rekor baru seiring lonjakan saham-saham komoditas maupun perbankan. "Tahun ini komoditas masih dominan melanjutkan kenaikan," tambah Bertoni.

Dia menyatakan, saat ini sektor pertambangan batubara dan migas memimpin kenaikan indeks. Saham komoditas yang menarik, di antaranya seperti HRUM, PGAS, dan ITMG. Dia merekomendasikan buy saham tersebut, dengan target harga HRUM pada 3.200, PGAS pada 3.000, dan ITMG 32.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×