Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2017 sebesar 5,06% year on year (yoy). Angka ini masih belum memenuhi ekspektasi Bank Indonesia (BI) yakni sebesar 5,17% dan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 5,2%.
Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak positif meski tak tumbuh tinggi. Di tahun 2018, menurutnya ada tiga hal yang akan mempengaruhi realisasi pertumbuhan ekomomi.
Pertama, Norico menyebut konsumsi sebagai penyetir utama pertumbuhan ekonomi. Dalam catatan Norico besar konsumsi masyarakat berkontribusi sampai 50% dari total pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, tentunya belanja pemerintah juga mempengaruhi. Saat ini belanja pemerintah menurutnya sudah terarah pada pembangunan infrastruktur dan sektor lain yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, "Investasi dan ekspor,” tambah Norico. Jika di tahun depan harga komoditas masih bisa meningkat, hal ini bisa menjadi angin segar menurut Norico. Peningkatan harga komoditas tersebut diharapkan bisa berimbas pada kontribusi ekspor.
Adapun saat ini, Norico melihat ekspektasi pasar mematok target moderat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%-5,3% di tahun 2018. Dengan demikian, Norico melihat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (ISHG) masih bisa naik dibandingkan tahun ini, meski kenaikannya dinilai relatif terbatas.
“BNI Sekuritas memprediksi IHSG bisa menguat ke level 6.500 dengan estimasi pertumbuhan ekonomi 5,2%-5,3%. Target 5,3% pun merupakan skenario cukup optimis,” ujar Norico, Senin (6/11).
Dari target tersebut, Norico memprediksikan earning per share (EPS) IHSG sebesar 402,06 dan price to earning ratio (PER) 16,8 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News