Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pada tahun 2016, pelaku manajer investasi PT BNI Asset Management bakal menggemukkan porsi saham pada portofolio reksadana mereka.
Senior Fund Manager BNI Asset Management Hanif Mantiq menuturkan, perusahaan bakal fokus ke efek saham dalam mengelola portofolio reksadana pada tahun 2016.
Sebab, ia yakin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 5.500 – 5600 pada pengujung tahun. Jika proyeksi tersebut benar, maka pasar saham domestik tahun ini akan tumbuh 19,74% - 21,92% dari posisi akhir tahun lalu 4.593.
Untuk racikan produk reksadana saham misalnya, perusahaan menjaga porsi efek saham sekitar 90% - 95%. “Kalau reksadana campuran, porsi saham 75%, obligasi 25%,” tuturnya.
Adapun sektor saham yang dipilih BNI-AM adalah sektor konsumer, bank, infrastruktur, telekomunikasi, dan kesehatan.
Menurut Hanif, sektor konsumer dan perbankan akan mendulang untung apabila suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dipangkas dari level saat ini 7,5%.
Sebab, biaya dana daya beli masyarakat akan terkerek. Begitu pula dengan pertumbuhan kredit perbankan. Apalagi rasio kredit macet alias non performing loan industri bank mulai membaik.
Lalu sektor infrastruktur ditopang oleh program pembangunan infrastruktur pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. “Kalau sektor telekomunikasi lagi ramai soal indihome. Pemerintah juga lagi meracik kebijakan yang mendorong industri farmasi, sentimen positif buat sektor healthcare,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News