CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$ 90.000, Fundamental Dinilai Kripto Tetap Kuat


Rabu, 19 November 2025 / 20:52 WIB
Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$ 90.000, Fundamental Dinilai Kripto Tetap Kuat
ILUSTRASI. Representasi cryptocurrency bitcoin terlihat dalam ilustrasi gambar ini yang dibuat di Paris, Prancis, pada 9 Maret 2024. REUTERS/Benoit Tessier/Ilustrasi. Selama empat hari berturut-turut, ETF Bitcoin di AS mencatat arus keluar signifikan, dari 441.000 BTC menjadi sekitar 271.000 BTC.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) sempat menembus level terendah tujuh bulan di US$ 89.000 pada Selasa (18/11/2025).

Pelemahan ini terjadi di tengah tekanan teknis, arus keluar besar dari ETF Bitcoin di Amerika Serikat (AS), serta kekhawatiran pasar terkait rencana tarif baru pemerintahan AS. Meski demikian, fundamental aset kripto dinilai tetap kuat.

Selama empat hari berturut-turut, ETF Bitcoin di AS mencatat arus keluar signifikan, dari 441.000 BTC menjadi sekitar 271.000 BTC. Puncaknya, terjadi redemption senilai lebih dari US$ 800 juta dalam sehari. 

Tekanan ini diperparah ketika harga Bitcoin gagal bertahan di atas US$92.000 dan turun melewati batas psikologis US$ 90.000.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi ke Bawah US$ 100.000, Simak Faktor Pemicunya

Sentimen pasar juga tertekan oleh rencana tarif hingga 500 persen yang diajukan Presiden Donald Trump terhadap negara-negara yang masih berdagang dengan Rusia. Kekhawatiran global terhadap kebijakan ini menekan aset berisiko, termasuk altcoin, sementara indeks Fear & Greed berada di zona “extreme fear”.

Hari ini (19/11/2025), Bitcoin menunjukkan tanda penguatan seiring ekspektasi likuiditas yang membaik di AS, terutama setelah The Fed mempertimbangkan penghentian penurunan neraca dan membuka opsi operasi repo. 

Namun, tekanan makro tetap membatasi kenaikan harga, dipicu inflasi tinggi, pelemahan sektor properti dan otomotif, serta ketidakpastian menjelang keputusan suku bunga The Fed pada 10 Desember 2025.

Selain itu, perhatian juga tertuju pada regulator AS. SEC mengalihkan fokus prioritas 2026 dari kripto ke kewajiban fidusia, keamanan siber, privasi data, dan risiko teknologi seperti AI.

Meski begitu, SEC tetap bisa menargetkan aset kripto yang dianggap berisiko tinggi, sehingga pengawasan terhadap industri belum sepenuhnya hilang.

Baca Juga: Tembus ATH, Analis Sebut Bitcoin Tak Bakal Turun ke Bawah US$ 100.000

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menekankan bahwa koreksi ini bagian dari dinamika alami pasar kripto.

“Pergerakan harga saat ini lebih dipengaruhi faktor teknis dan sentimen global jangka pendek. Fundamental aset digital tetap kuat, dan penting bagi investor untuk mengambil keputusan secara tenang dan terukur,” ujarnya.

Antony menambahkan, tekanan harga tajam kerap muncul ketika pasar menyesuaikan diri dengan kondisi global. 

“Koreksi cepat bisa menimbulkan kekhawatiran, tapi biasanya bersifat sementara. Pasar akan kembali bergerak lebih rasional setelah volatilitas mereda,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa volatilitas jangka pendek tidak mengubah pandangan jangka panjang pelaku pasar berpengalaman. “Bagi investor jangka panjang, momen seperti ini sering dianggap peluang untuk menambah posisi secara bertahap,” tambah Antony.

Baca Juga: Investor Ritel Mundur ke Garis Aman, Bitcoin Terancam Tembus di Bawah US$100.000

Indodax mengimbau investor tetap mengutamakan manajemen risiko dan menghindari keputusan emosional. Koreksi saat ini dinilai wajar setelah Bitcoin mencatat rekor tertinggi pada Oktober 2025.

Perusahaan akan terus memantau pasar secara real-time untuk memastikan operasional perdagangan stabil dan melindungi kepentingan pengguna.

Selanjutnya: Mahasiswa Bisa Jadi Pemimpin Tangguh, Simak Rahasia dari CEO Garudafood

Menarik Dibaca: Mahasiswa Bisa Jadi Pemimpin Tangguh, Simak Rahasia dari CEO Garudafood

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×