kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$ 100.000, Bagaimana Arah Pergerakan Selanjutnya?


Jumat, 27 Desember 2024 / 18:05 WIB
Bitcoin Terkoreksi di Bawah US$ 100.000, Bagaimana Arah Pergerakan Selanjutnya?
ILUSTRASI. Bitcoin (BTC) terperosok ke level bawah US$ 100.000, setelah euforia mencapai level harga tertinggi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) terperosok ke level bawah US$ 100.000, setelah euforia mencapai level harga tertinggi. Komentar Hawkish The Fed terkait suku bunga di masa depan telah membebani harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu.

Chief Execeutive Officer (CEO) Triv Gabriel Rey menilai, koreksi bitcoin saat ini utamanya dipengaruhi isu frekuensi pemangkasan suku bunga lebih sedikit di tahun 2025. Tidak hanya bitcoin, bahkan saham mencatatkan arus keluar hingga triliunan dolar AS.

Sementara itu, pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, terkait bank sentral AS tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dianggap kurang berpengaruh. 
Bank sentral AS itu juga menekankan bahwa perubahan hukum terkait aset kripto merupakan keputusan Kongres, bukan Federal Reserve.

Baca Juga: Terungkap! Alasan Rusia Mengandalkan Bitcoin, Strategi Cerdik di Balik Sanksi Barat

Gabriel tetap optimistis Bitcoin akan segera berbalik menguat (rebound) di kuartal I-2025. Katalis positif bagi bitcoin yakni dukungan kebijakan pro kripto yang dibawa Donald Trump seperti mengusulkan Undang-Undang yang akan menghapuskan pajak capital gain pada mata uang kripto.

Trump pun telah beberapa kali melontarkan pertanyaan bahwa Amerika Serikat harus menjadi negara superpower yang memimpin adopsi kripto di dunia. Selain itu, arah suku bunga juga berpotensi berubah haluan di bawah mantan presiden AS ke-45 tersebut.

"Jadi semestinya tidak ada tren bearish di kuartal I-2025," kata Gabriel saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (27/12).

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mencermati bahwa pemicu utama koreksi Bitcoin baru-baru ini yakni komentar hawkish Gubernur The Fed Jerome Powell, yang memperingatkan risiko inflasi dan hanya mengindikasikan dua kali pemangkasan suku bunga pada 2025.

Panji menjelaskan, bitcoin tertekan isyarat perlambatan pemangkasan suku bunga di masa depan saat The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga 25 bps pada FOMC tanggal 17-18 Desember lalu. Sinyal suku bunga masih akan bertahan tinggi tersebut memicu ketidakpastian di pasar.

Proyeksi terbaru The Fed menunjukkan hanya akan ada 50 basis poin pemangkasan suku bunga pada 2025, jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar sebelumnya sebesar 100 bps. 

Hal ini mendorong penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir, yang secara historis menjadi faktor tekanan bagi aset-aset berisiko, termasuk aset kripto.

Di samping itu, Panji menambahkan, penurunan bitcoin diperparah adanya aksi ambil untung (profit taking) usai harga menyentuh level tertinggi. Bitcoin jatuh setelah euforia harga mencapai All Time High (ATH) melampaui level US$ 108.000 pada 17 Desember 2024.

Baca Juga: Peringatan Serius The Fed: Harga Bitcoin Bisa Anjlok ke US$20.000 Karena Faktor Ini

"Setelah aksi profit taking dan likuidasi besar-besaran, ditambah pernyataan hawkish dari The Fed, Bitcoin menghadapi tekanan dalam beberapa hari terakhir. Namun, jika BTC mampu bertahan di level support US$91.000 dan US$ 85.000, peluang untuk kembali menguji resistance di atas US$ 100.000 masih terbuka," imbuh Panji dalam siaran pers, Selasa (24/12).

Panji melihat, The Crypto Fear & Greed Index sempat turun dari level netral di angka 52 menjadi 37 (zona ketakutan). Menariknya, zona fear atau ketakutan sering kali menjadi peluang akumulasi bagi investor.

Mengutip Warren Buffett, "Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful." 

Dalam konteks ini, kondisi fear dapat memberikan peluang menarik bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang terhadap pasar kripto.

Namun meskipun sempat terjadi outflow sebesar US$ 680 juta pada 19 Desember dan US$ 276 juta pada 20 Desember, perdagangan ETF Bitcoin Spot di AS berhasil mencatatkan arus masuk bersih sebesar US$449 miliar sepanjang pekan lalu.

Arus masuk investor tersebut menunjukkan bahwa minat institusional terhadap aset digital tetap kuat, meskipun tengah dilanda koreksi. Sentimen positif ini berpotensi menjadi faktor pendukung penting bagi pemulihan pasar di masa mendatang.

Menurut Panji, volume perdagangan pekan ini akan relatif rendah mengingat libur Natal jatuh di tengah pekan. Berbagai data ekonomi akan dirilis pekan ini seperti Durable Goods Orders dan New Home Sales untuk November, serta klaim pengangguran mingguan, yang dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang kondisi ekonomi AS.

"Bagi investor kripto, volatilitas seperti ini adalah bagian dari perjalanan. Apakah ini saat yang tepat untuk membeli atau menunggu, sepenuhnya bergantung pada strategi dan keyakinan masing-masing. Yang jelas, pasar kripto akan terus menjadi medan penuh tantangan dan juga peluang," tuturnya.

Selanjutnya: Daun Kelor dan Sargassum Asal Sumenep Sukses Tembus Pasar Global

Menarik Dibaca: Investasi Saham Syariah Kian Populer, Ini 6 Keunggulannya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×