Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah sempat tertekan di bawah US$ 80.000.
Peluang kenaikan tetap terbuka, didukung oleh akumulasi investor besar (whale) serta momentum menjelang Bitcoin Halving 2025.
Berdasarkan data CoinMarketCap, Bitcoin diperdagangkan di level US$ 85.838 pada Minggu (2/3) pukul 16.28 WIB.
Dalam 24 jam terakhir, harganya naik 0,44%, meskipun secara mingguan masih turun 10,92%.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Bitcoin sedang Diobral, Saya Beli
Analyst Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyebut, peluang rebound Bitcoin tetap ada, dengan syarat BTC harus bertahan di level US$ 80.000 untuk menghindari tekanan jual yang lebih dalam.
"Jika tekanan jual mereda dan investor kembali masuk ke pasar, BTC bisa mendapatkan momentum untuk bangkit dari tren bearish jangka pendek," ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).
Akumulasi Whale dan Halving Jadi Pendorong
Menurut Fyqieh, aksi "buy the dip" oleh investor institusional menjadi salah satu katalis positif.
Meskipun pasar sempat mengalami arus keluar besar dari ETF Bitcoin, beberapa whale justru mulai mengakumulasi BTC di harga rendah.
Salah satu whale terkenal dari Bitfinex, Spoofy, tercatat membeli 4.000 BTC saat harga turun.
Selain itu, data menunjukkan bahwa sebuah dompet baru menarik 978 BTC senilai US$ 84 juta dari Binance, yang menandakan minat beli yang kuat dari investor besar.
Baca Juga: Bitcoin Runtuh, Robert Kiyosaki Justru Tersenyum! Kesempatan Serok Sebanyak-banyaknya
"Jika akumulasi ini terus berlanjut, BTC bisa menemukan titik balik dan memulai pemulihan dalam waktu dekat," jelas Fyqieh.
Selain itu, Bitcoin Halving 2025, yang tinggal sekitar 50 hari lagi, juga berpotensi mendorong harga naik.
Secara historis, Bitcoin cenderung mulai pulih sekitar enam bulan sebelum halving, karena pasokan yang semakin berkurang sering kali memicu kenaikan harga jangka menengah hingga panjang.
Dampak Kebijakan The Fed dan Regulasi SEC
Faktor lain yang dapat memengaruhi pergerakan BTC adalah kebijakan moneter The Fed. Saat ini, bank sentral AS masih mempertahankan sikap hawkish, yang menekan aset berisiko, termasuk kripto.
"Namun, jika dalam beberapa bulan ke depan ada indikasi pemangkasan suku bunga, investor institusional bisa kembali memasuki pasar Bitcoin," tambahnya.
Sementara itu, keputusan SEC untuk mengakhiri gugatan terhadap Coinbase dan Consensys membawa angin segar bagi industri kripto. Kepastian hukum ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong modal institusional kembali masuk ke pasar.
Baca Juga: Skenario Bearish, Waspada Bitcoin Turun Menuju US$ 71.529
Skenario Pergerakan Bitcoin di 2025
1. Skenario Bullish:
Jika BTC bertahan di US$ 80.000 dan arus masuk ETF meningkat, harga berpotensi naik ke US$ 100.000 di semester I 2025.
Jika pola historis halving berulang dan regulasi semakin jelas, BTC bisa mencapai US$ 120.000 di akhir tahun 2025.
2. Skenario Bearish:
Jika tekanan jual berlanjut akibat arus keluar besar dari ETF dan kebijakan The Fed, BTC bisa turun ke US$ 70.000 - US$ 75.000 sebelum stabil kembali.
Jika setelah halving Bitcoin gagal mendapatkan momentum, BTC mungkin hanya mencapai US$ 95.000 di akhir 2025.
"Namun, selama BTC tetap di atas US$ 80.000, tren bullish jangka panjang masih bisa bertahan," tutup Fyqieh.
Selanjutnya: Pemerintah Segera Larang Ekspor Minyak Mentah
Menarik Dibaca: Promo Superindo Weekday 3-6 Maret 2025, Sirup ABC Beli 4 Jadi Rp 10.000 per Botol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News