kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   8.000   0,48%
  • USD/IDR 16.360   12,00   0,07%
  • IDX 6.614   -32,21   -0,48%
  • KOMPAS100 983   -7,19   -0,73%
  • LQ45 770   -6,58   -0,85%
  • ISSI 203   -0,21   -0,10%
  • IDX30 399   -2,27   -0,57%
  • IDXHIDIV20 481   -2,24   -0,46%
  • IDX80 112   -0,69   -0,62%
  • IDXV30 117   0,23   0,20%
  • IDXQ30 132   -1,00   -0,76%

Bitcoin Datar di Tengah Kemungkinan Perjanjian Damai Rusia - Ukraina


Kamis, 13 Februari 2025 / 22:30 WIB
Bitcoin Datar di Tengah Kemungkinan Perjanjian Damai Rusia - Ukraina
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) bergerak datar di perdagangan Kamis (13/2). Sentimen perjanjian damai Rusia dan Ukraina mendukung Bitcoin


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) bergerak datar di perdagangan Kamis (13/2). Sentimen perjanjian damai Rusia dan Ukraina mendukung Bitcoin di tengah tekanan laporan Inflasi Amerika Serikat (AS).

CEO Tokocrypto, Calvin Kizana mengatakan, Bitcoin naik tipis pada Kamis (13/2), setelah Donald Trump menyebut kemungkinan perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina. Namun, kenaikan Bitcoin terbatas akibat kekhawatiran terhadap inflasi AS yang tinggi, terutama setelah data inflasi konsumen melebihi perkiraan.

Trump mengklaim bahwa Putin dan Zelenskiy menunjukkan harapan untuk perdamaian dalam panggilan telepon terpisah dengannya. Ia juga memerintahkan pejabat AS untuk memulai perundingan, sementara China dikabarkan menawarkan diri sebagai tuan rumah pertemuan perdamaian.

Baca Juga: Bukan Bitcoin, Satu Aset Ini Lebih Dicintai Robert Kiyosaki

Adapun Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Rabu (12/2), indeks harga konsumen (CPI) naik 0,5% pada Januari 2025, setelah naik 0,4% pada bulan Desember 2024. Dalam 12 bulan hingga Januari, CPI AS naik 3,0% setelah naik 2,9% pada bulan Desember, membuat Bitcoin turun di bawah US$95.000.

"Harapan berakhirnya konflik yang telah mengguncang pasar global ini mendorong kenaikan pasar saham Asia dan indeks saham berjangka AS. Meski pasar kripto ikut menguat, kenaikannya tertahan oleh kekhawatiran inflasi dan kebijakan The Fed yang menunda pemotongan suku bunga," kata Calvin kepada Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Menurut Calvin, sentimen pasar juga tertekan setelah Trump mengenakan tarif tinggi pada impor logam dan mengancam kebijakan tarif lebih lanjut. Tarif yang meningkat, data ekonomi AS yang kuat, dan Fed yang agresif dapat mendorong BTC menuju US$ 90.000.

Baca Juga: Bitcoin Rebound, Pasar Menanti Katalis Positif dari Jerome Powell dan Data Ekonomi AS

Di lain sisi, meredanya ketegangan AS-Tiongkok, melemahnya indikator ekonomi AS, dan meningkatnya permintaan ETF BTC-spot dapat membawa BTC kembali menuju titik tertinggi sepanjang masa di atas US$ 100.000.

Mengutip Coinmarketcap, Kamis (13/2) pukul 22.00 WIB, harga Bitcoin berada di level US$95.898. Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini turun 2.17% dalam periode 7 hari terakhir, namun sedikit pulih 0,48% dalam 24 jam terakhir.

Selanjutnya: Akhirnya Terungkap! Begini Nasib iPhone 16 di Indonesia

Menarik Dibaca: K Fitness Targetkan 10 Cabang Baru di Luar Jakarta pada Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×