Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin berhasil menembus level psikologis US$ 100.000. Kenanikan harga didorong sejumlah katalis positif dari masuknya dana institusional hingga regulasi yang bersahabat.
Berdasarkan coinmarketcap, Bitcoin berada di US$ 103,215 pada Jumat (9/5) pukul 21.22 WIB. Dalam 24 jam terakhir naik 3,84%, mengakumulasi penguatan 6,49% dalam sepekan.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyebutkan bitcoin berhasil menembus level psikologis berkat kombinasi berbagai katalis positif.
Pertama, arus masuk dana institusional melalui ETF Bitcoin spot terbukti menjadi pendorong utama.
Baca Juga: Investor Kripto RI Naik per Maret Tapi Transaksi Turun Tipis, Ini Kata OJK
Peluncuran dan partisipasi aktif ETF spot, seperti BlackRock iShares Bitcoin Trust, mendorong pembelian Bitcoin dalam jumlah besar, memperkecil pasokan yang beredar di pasar. Inflow dari investor institusi ini memberikan validasi dan dukungan modal yang signifikan, sehingga mendorong harga naik.
"Bahkan tercatat bahwa ETF BlackRock telah menyerap hampir US$ 4 miliar Bitcoin, membantu harga menembus resistensi US$ 85.000 sebelumnya dan menekan posisi short," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/5).
Kedua, sentimen makroekonomi dan politik yang kondusif ikut mengerek minat investor. Misalnya, pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) yang mencapai kesepakatan dagang dengan Inggris memberikan sentimen positif bagi pasar global, termasuk kripto.
Optimisme perdagangan internasional ini, ditambah harapan pemangkasan suku bunga The Fed, membuat aset berisiko seperti Bitcoin lebih menarik.
Selain itu, Bank of England baru-baru ini memangkas suku bunga 0,25% menjadi 4,25%, menambah likuiditas dan dorongan bagi investor untuk mencari imbal hasil lebih tinggi.
Baca Juga: Trader Baru Pintu Pro Futures Meningkat Lebih dari 340%
Ketiga, faktor regulasi yang bersahabat. Legislator Missouri mengesahkan RUU yang menghapus pajak capital gain atas aset kripto, menunjukkan dukungan hukum terhadap kripto. Bahkan Missouri dan satu negara bagian lain telah melegalkan pembentukan cadangan Bitcoin strategis pemerintah daerah.
Regulator perbankan di AS pun memberikan lampu hijau. OCC (Office of the Comptroller of the Currency) mengonfirmasi bank boleh menangani perdagangan kripto secara bertanggung jawab, dan FDIC mengeluarkan panduan yang mengizinkan bank menyimpan aset kripto serta menawarkan layanan terkait kepada nasabah.
"Langkah-langkah ini membuka jalan adopsi kripto di sektor perbankan arus utama, menghilangkan banyak ketidakpastian yang sebelumnya membayangi industri," paparnya.
Dari sisi industri, sejumlah kabar positif menambah kepercayaan pasar. Contohnya, Ethereum Foundation menggelontorkan dana lebih dari US$ 32 juta untuk mendanai 94 proyek pengembangan ekosistem pada kuartal I 2025.
Kemudian Ripple Labs akhirnya menyelesaikan gugatan hukum dengan SEC. SEC dan Ripple mencapai kesepakatan penyelesaian, dengan Ripple setuju membayar denda US$ 50 juta dan SEC mencabut tuntutannya.
Baca Juga: Harga Koin-Koin Kripto Terkoreksi, Cermati Sejumlah Sentimennya
"Berakhirnya sengketa hukum selama bertahun-tahun ini memberikan kepastian regulasi bagi XRP dan pasar kripto secara umum, mengurangi ketakutan investor akan tindakan hukum di masa depan," lanjutnya.
Keempat, faktor teknikal pasar turut mempercepat lonjakan harga. Banyak trader yang memasang posisi short (bertaruh harga turun) di bawah level US$ 100.000 terpaksa melikuidasi posisinya saat Bitcoin menanjak cepat.
Data menunjukkan terdapat lebih dari US$ 3 miliar posisi short menumpuk di sekitar harga US$ 100.000.
Begitu Bitcoin melampaui level tersebut, gelombang short squeeze terjadi. Short seller panik membeli kembali Bitcoin untuk menutup kerugian, sehingga mendorong harga kian tinggi secara cepat.
Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali ke Level US$97.000, Pemula Wajib Cek Cara Jual Beli Aset Kripto
Dalam 24 jam setelah menembus US$ 100.000, likuidasi posisi short mencapai lebih dari US$ 118 juta, menambah tenaga bagi reli Bitcoin. "Kombinasi suplai Bitcoin yang semakin terserap oleh institusi dan short squeeze menciptakan kondisi kelangkaan yang memicu kenaikan harga yang tajam," imbuhnya.
Selanjutnya: Business Matching UMKM Catatkan Transaksi Rp 722,76 Miliar pada April 2025
Menarik Dibaca: Transisi Menuju Musim Kemarau, Hujan Meningkat di Selatan Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News