Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberhasilan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dalam menjual lahan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur menjadi sentimen positif bagi saham ini.
Dalam sebulan terakhir sampai dengan Rabu (24/1), harga AKRA meningkat 13,79% ke level Rp 1.650 per saham.
Sebelumnya, manajemen AKRA mengungkapkan penjualan lahan industri seluas 61 hektare (ha) pada kuartal IV-2023 oleh investor dari Hong Kong. Alhasil, total penjualan lahan sepanjang tahun 2023 mencapai 91 ha, lebih tinggi dari target manajemen 75 ha.
Dalam riset tanggal 14 Desember 2023, Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan, target penjualan lahan industri JIIPE sebesar 130 ha pada 2024 mencerminkan optimisme manajemen AKRA.
Baca Juga: Kinerja HM Sampoerna (HMSP) Diproyeksi Masih Tertekan, Simak Rekomendasi Analis
Target penjualan lahan tersebut didasarkan pada permintaan dan pembahasan dengan investor asing dan dalam negeri, termasuk serah terima kepada Sichuan Hebang Biotechnology, perusahaan kimia asal China pada kuartal I-2024.
Meskipun begitu, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan estimasi penjualan lahan industri JIIPE hanya sebesar 85 ha pada 2024.
"Estimasi ini mencerminkan pandangan konservatif kami terhadap penanaman modal asing dan dalam negeri di tengah tahun politik atau Pemilu," kata Hasan.
Selanjutnya, di segmen bisnis perdagangan bahan bakar minyak (BBM), manajemen menargetkan volume penjualan minyak AKRA secara B2B dapat tumbuh 5%-6% di 2024. Kenaikan ini didorong oleh permintaan dari klien di Kalimantan dan Sulawesi.
Namun demikian, Hasan mempertahankan prediksi pertumbuhan yang lebih konservatif, yakni 1% menjadi 2,5 juta liter.
Hasan mempertimbangkan adanya perlambatan pertumbuhan produksi batubara di tengah berlanjutnya koreksi harga komoditas tersebut, mengingat sekitar 50% dari volume penjualan AKRA ke segmen pertambangan berasal dari pertambangan batubara.
Kemudian, dalam riset tanggal 9 Januari 2024, Head of Research RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengatakan, pihaknya merevisi ke atas target pertumbuhan laba bersih AKRA untuk tahun 2023 dan 2024.
"Pasalnya, AKRA berhasil membukukan penjualan lahan industri di JIIPE di atas target manajemen dan RHB Sekuritas" ucap Andrey.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten CPO di Tengah Proyeksi Lesunya Produksi Tahun Ini
Andrey merevisi target laba bersih AKRA tahun 2023, dari Rp 2,59 triliun menjadi Rp 2,62 triliun. Selanjutnya, prediksi laba bersih AKRA tahun 2024 dinaikkan dari Rp 2,95 triliun menjadi Rp 3,08 triliun.
Sebelumnya, manajemen AKRA mengungkapkan penjualan lahan industri seluas 61 ha pada kuartal IV-2023 oleh investor dari Hong Kong. Alhasil, total penjualan lahan sepanjang 2023 mencapai 91 ha, lebih tinggi dari target manajemen 75 ha dan perkiraan awal RHB sekitar 80 ha.
Selain dukungan kuat dari penjualan lahan industri, manajemen yakin dengan prospek segmen bisnis utamanya, yakni perdagangan BBM dan bahan kimia, serta segmen utilitas. AKRA optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan bottom line sekitar 15% year on year (YoY) pada tahun 2024.
Permintaan yang lebih tinggi untuk BBM seharusnya dapat diserap oleh aktivitas yang kuat di timur Indonesia. Sektor logistik dan pertambangan diharapkan dapat berkontribusi terhadap target AKRA.
Manajemen AKRA menegaskan kembali target distribusi BBM sebesar 2,8 juta kilo liter atau naik 4% yoy untuk 2023. Pertumbuhan lebih besar berpotensi dicapai tahun 2024 dengan target pertumbuhan 8% YoY. Sentimen serupa juga terlihat pada segmen bahan kimia (sekitar 18% dari total pendapatan), seiring dengan meningkatnya permintaan dari kegiatan smelter.
Andrey menilai, saham AKRA masih menarik dan cocok untuk investasi jangka panjang. Neraca keuangan AKRA tetap berada pada posisi kas bersih, yakni sekitar Rp 2 triliun dengan imbal hasil yang besar bagi investor (ROE sekitar 23%).
Selain mendapatkan manfaat dari perekonomian dalam negeri yang stabil, katalis jangka panjang AKRA berasal dari penyediaan utilitas (air, listrik) dan layanan (penanganan pelabuhan) kepada para penyewanya. Pabrik peleburan tembaga yang akan dioperasikan oleh Freeport Indonesia pada semester 2 2024 di JIIPE diprediksi mempunyai kebutuhan listrik sekitar 145 MW.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai, kalau Freeport Indonesia jadi membeli lahan di JIIPE, maka hal ini akan mendorong masuknya perusahaan lain, terutama yang membutuhkan bahan baku dari hasil smelter Freeport. Kiswoyo memprediksi, top line dan bottom line AKRA bakal tumbuh 10% pada tahun 2024.
"Dari sisi untung, memang lebih besar dari kawasan industri. Namun, pendapatan AKRA paling besar masih dari segmen perdagangan dan distribusi BBM, sedangkan porsi pendapatan dari segmen logistik, pelabuhan, transportasi, serta lahan industri masih kecil," tutur Kiswoyo sat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/1).
Kiswoyo merekomendasikan buy on weakness AKRA dengan target harga Rp 1.900 per saham sampai dengan Desember 2024.
Harga AKRA per Rabu (24/1) berada di Rp 1.650 per saham, mendekati level all-time high di Rp 1.670. Ia menyarankan investor menunggu koreksi terlebih dahulu untuk dapat cicil beli di antara Rp 1.500-Rp 1.600 per saham.
Kedua sekuritas lainnya juga merekomendasikan buy AKRA dengan target harga yang berbeda. Hasan dari BRI Danareksa Sekuritas menetapkan target harga Rp 2.000 per saham dan Andrey dari RHB Sekuritas Indonesia Rp 1.970 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News