kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Biaya ekspansi menyebabkan laba emiten menara cenderung tertekan


Minggu, 11 Agustus 2019 / 20:48 WIB
Biaya ekspansi menyebabkan laba emiten menara cenderung tertekan
ILUSTRASI. PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per semester I-2019, mayoritas emiten menara telekomunikasi membukukan kenaikan pendapatan. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebagai emiten menara telekomunikasi dengan kapitalisasi pasar terbesar mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8% secara tahunan, dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 3,03 triliun.

Begitu juga dengan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan 17,9% year on year (yoy), dari Rp 400,48 miliar menjadi Rp 472,14 miliar.

Baca Juga: Analis rekomendasikan buy saham Sarana Menara (TOWR), ini alasannya

Selanjutnya, pendapatan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) bertumbuh 45,1% yoy menjadi Rp 294,63 miliar. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan perusahaan ini baru mencapai Rp 203,03 miliar. Sementara itu, pendapatan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) menurun 9,6% yoy, dari Rp 968,5 miliar menjadi Rp 875,58 miliar. Sayangnya, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) belum merilis laporan keuangan paruh tahunnya.

Sementara itu, dari segi bottom line, mayoritas emiten sub-sektor ini menunjukkan penurunan laba bersih. Laba bersih TOWR menurun 8% yoy, dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp 993,52 miliar. Begitu juga dengan IBST yang menurun 28,7% yoy menjadi Rp 55,72 miliar, dari sebelumnya Rp 78,17 miliar. Kemudian, laba bersih SUPR turun 30,3% yoy, dari Rp 18,37 miliar menjadi Rp 12,8 miliar dan laba bersih BALI turun 9,9% yoy menjadi Rp 24,48 miliar, dari sebelumnya Rp 27,17 miliar.

Baca Juga: Pendapatan Totalindo Eka Persada (TOPS) anjlok 53,74% di semester I

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi melihat, penurunan laba bersih emiten menara telekomunikasi sejalan dengan kenaikan beban karena ekspansi yang dilakukan perusahaan untuk menambah portofolio menaranya. “Kenaikan beban relatif wajar, pembangunan menara kan membutuhkan biaya,” kata dia, Jumat (9/8).

Memang, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari mengatakan, pihaknya masih akan melanjutkan kontrak pembangunan menara maupun penyewaan secara kolokasi hingga akhir tahun ini. Sepanjang 2019 ini, TOWR memiliki pipeline mencapai hampir 3.000 titik sewa baru.

Per semester pertama tahun ini, TOWR telah memperoleh lebih dari 1.900 titik sewa baru yang terdiri dari build-to-suit (kontrak membangun menara) dan kolokasi. Asal tahu saja, kolokasi adalah layanan di mana operator telekomunikasi menyewa menara yang sudah dimiliki perusahaan menara telekomunikasi.

Baca Juga: Ekspansif, Sarana Menara Nusantara (TOWR) targetkan realisasi capex Rp 3,5 triliun

“Masih ada pesanan yang sudah diterima dan akan diselesaikan pada semester II-2019 ini sebanyak 1.000 sewa menara, terdiri dari 80% kolokasi dan 20% built-to-suit,“ kata dia, Minggu (11/8). Dengan pembangunan ini, menurut Adam, tahun 2019 menjadi salah satu tahun yang terbaik untuk TOWR dalam hal pertumbuhan organik.

TOWR juga memiliki pipeline sewa serat optik sebanyak 31.100 kilometer hingga akhir tahun. Angka ini meningkat dari pesanan yang diterima TOWR per kuartal I-2019 yang sebanyak 27.000 kilometer.

Pada paruh pertama 2019, perusahaan ini telah menyelesaikan 14.500 kilometer pesanan tersebut. Dengan begitu, pada sisa tahun ini, TOWR perlu menyelesaikan 16.600 kilometer pesanan sewa serat optik lagi.

Baca Juga: Bisnis selular terus tumbuh, begini prospek saham Tower Bersama (TBIG) menurut analis

Tak mau kalah, berdasarkan catatan Kontan.co.id, TBIG juga membidik penambahan tenant sebanyak 3.000 sepanjang tahun ini, terdiri dari 1.000 menara baru dan 2.000 kolokasi menara. Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, per Maret 2019, perusahaannya sudah memperoleh 512 tenant baru.

Per periode ini, TBIG memiliki 25.998 penyewa dengan 15.192 sites telekomunikasi yang terdiri dari 15.131 menara telekomunikasi dan 61 jaringan DAS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×