kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Totalindo Eka Persada (TOPS) anjlok 53,74% di semester I


Jumat, 09 Agustus 2019 / 15:21 WIB
Pendapatan Totalindo Eka Persada (TOPS) anjlok 53,74% di semester I


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS, anggota indeks Kompas100) pada paruh pertama tahun ini terlihat lemah. Hal ini terlihat dari pendapatan yang turun tajam, yang ikut menekan laba bersih untuk entitas induk. 

TOPS membukukan pendapatan Rp 386,18 miliar. Jumlah tersebut turun hampir separuhnya yaitu 53,74% bila dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 834,94 miliar. 

Baca Juga: OJK: Restatement keuangan Hanson International (MYRX) paling lambat 31 Agustus

Sebenarnya, penurunan pendapatan tersebut telah diikuti penurunan beban pendapatan yang signifikan. Pada semester I 2018 tercatat Rp 668,94 miliar, kemudian turun 65,94% menjadi Rp 227,79 miliar pada semester I-2019. 

Sayangnya penurunan beban tersebut tak mampu menahan penurunan laba tahun perjalan TOPS. Laba tahun berjalan TOPS tercatat Rp 60,39 miliar alias turun 3,71% menjadi Rp 62,73 miliar. 

Penurunan pendapatan tersebut, terutama karena banyaknya  proyek yang sudah tidak dipegang oleh TOPS. Proyek tersebut antara lain dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, KSO Summarecon Serpong, Badan Pengembangan SDM Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Enam emiten ini harus bayar utang obligasi pada September 2019

Lalu KSO Duta Regeny Karunia-Metropolitan Kuningan Properti, PT Nusantara Kirana Real Estate, PT Sinar Menara Deli, PT Realindo Sapta Optima, PT Cempaka Wenang Jaya, PT Pila Artha Mandiri, serta rumah susun sewa di Yogyakarta dan proyek dari Golkar. 

Namun, hilangnya pos pendapatan tersebut tidak terkompensasi dengan perolehan proyek baru. Proyek baru yang digarap berasal dari PT Sahid Inti Dinamika, penjualan tanah Dirorotan, PT Duta Regency Karunia Metropolitan.

Padahal, beban pokok pendapatan juga turun signifikan terutama biaya material dari Rp 602,05 miliar menjadi Rp 203 miliar. 

Baca Juga: Laba tertekan, saham Medco Energi Internasional (MEDC) masih bisa jadi pilihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×