Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - DENPASAR. Nilai tukar rupiah bergerak stabil cenderung menguat sepanjang bulan September. Meski sentimen global belum begitu membaik, mata uang Garuda cukup perkasa ditopang aliran modal asing yang stabil.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengungkap, nilai tukar rupiah pada September 2019 menguat 0,9% point to point (ptp) per 18 September lalu. Secara rata-rata, rupiah menguat 1% dibandingkan dengan Agustus.
Baca Juga: Kebijakan moneter global melonggar, modal asing diramal mengalir deras di 2020
Jika dihitung sejak awal tahun atau year-to-date (ytd), BI mencatat rupiah menguat 2,3%. “Kurs rupiah bulan ini cukup kuat jika dibandingkan dengan negara-negara emerging market lainnya,” kata Onny dalam Pelatihan Wartawan BI, Jumat (27/9).
Onny menyebut, kuatnya nilai tukar rupiah tak terlepas dari arus modal asing yang konsisten masuk ke pasar dalam negeri. Selain faktor menurunnya suku bunga global, inflow ke emerging market juga dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian perekonomian terutama di Amerika Serikat.
Hal itu terlihat antara lain dari indeks Economic Policy Uncertainty di AS yang naik ke level 113,9 berdasarkan data terakhir 17 September lalu. “Ini juga sejalan dengan prospek perekonomian nasional yang masih baik dan daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi,” lanjut Onny.
Adapun, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, kurs rupiah akan tetap stabil hingga akhir tahun setidaknya pada kisaran di bawah Rp 14.200 per dollar AS. Akhir tahun, Bank Mandiri memproyeksi nilai tukar berada pada level Rp 14.248 per dollar AS.
Baca Juga: Masih dibayangi aksi unjuk rasa, berikut prediksi pergerakan rupiah pekan depan
Jumat (27/9) lalu, kurs rupiah versi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI ditutup pada level Rp 14.197 per dollar AS. Sementara kurs di pasar spot tercatat pada posisi Rp 14.172 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News