Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 6,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2024. Sejumlah emiten properti pun merespons penahanan suku bunga BI ini.
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Harun Hajadi melihat, penahanan suku bunga BI sudah diantisipasi oleh pasar.
“Memang rasanya pasar sudah mengantisipasi bahwa BI tidak akan mengubah suku bunga,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).
Harun menuturkan, CTRA sendiri masih berfokus mengembangkan produk hunian di tahun 2024.
Baca Juga: Didorong Kinerja Positif, Saham Bank BRI (BBRI) Diramal Akan Terus Cetak Rekor
“CTRA memang komposisi huniannya dominan, sekitar 80% dari total aset. Kami juga ada beberapa proyek baru di 2024, tetapi masih confidential,” tuturnya.
Direktur properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya melihat, suku bunga BI saat ini masih terbilang tinggi.
“Menurut kami angka ini masih tinggi, tetapi kami tetap mengapresiasi kebijakan BI tersebut,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi melihat, suku bunga BI di level 6% masih terbilang tinggi, bahkan tertinggi dalam 4 tahun terakhir.
Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) Fokus Lanjutkan Pengembangan Proyek Eksisting pada 2024
Namun, kinerja emiten properti masih prospektif di tahun 2024. Menurut Audi, dengan stimulus dari pemerintah lewat diskon PPN DTP hingga 100%, kinerjanya masih tertolong.
Apalagi, ada proyeksi bahwa kemungkinan akan ada pelonggaran kebijakan suku bunga BI di tahun 2024.
“Permintaan hunian pun akan terdorong. Sehingga, diperkirakan kinerja 2024 akan lebih baik dibandingkan periode tahun lalu,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan, kinerja emiten properti tengah menunjukan perbaikan kinerja setelah memulihnya kondisi perekonomian Indonesia pasca Pandemi Covid-19.
“Suku bunga mulai ditahan dan ekonomi sudah mulai tumbuh lagi. Prospeknya pun masih akan cerah di sepanjang tahun 2024 ini,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (21/2).
Penahanan suku bunga Bank Indonesia di 6% dan ada kemungkinan diturunkan lagi di akhir tahun akan meningkatkan minat pembeli untuk mengambil kredit pemilikan rumah (KPR).
Baca Juga: Pasar Properti di Jalur MRT Cikarang-Balaraja Diminati Metropolitan Land (MTLA)
Menurut Kiswoyo, kinerja emiten properti bisa dilihat dari jumlah land bank dan harga properti yang ditawarkan.“Jika land banknya luas dan harga asetnya dijual dengan harga yang tinggi, sudah pasti itu kinerja emitennya bagus,” paparnya.
Dengan sentimen pertumbuhan ekonomi yang baik di tahun ini, Kiswoyo pun melihat emiten properti dengan aset hunian juga akan mencatatkan kinerja yang lebih baik.
Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk BSDE dengan target harga Rp 1.400 - Rp 1.500 per saham.
Sementara, Audi merekomendasikan beli untuk BSDE dan CTRA dengan target harga masing-masing Rp 1.370 per saham dan Rp 1.405 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News