Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi penguatan nilai tukar rupiah diprediksi berlanjut hingga besok, Rabu (11/4). Namun, perkembangan isu hubungan dagang bilateral antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi penyetir utama.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong menilai, posisi rupiah juga menguat lantaran indeks dollar masih cenderung belum bertenaga. Namun, jika kesepakatan dagang antara AS dan China tercapai dengan positif, dollar AS akan kembali perkasa.
Meski begitu, Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih berpendapat, negosiasi dagang antara AS dan China tampaknya tidak akan selesai dalam waktu dekat. Saat ini, kedua negara tampaknya hanya sedang sama-sama melunak.
Sementara, pasar tengah mengantisipasi data ekonomi domestik yaitu neraca perdagangan yang rencananya dirilis pekan depan. "Kemungkinan besar impor akan meningkat karena faktor musiman menjelang bulan puasa dan lebaran. Mudah-mudahan ekspor juga ikut naik," kata Lana, (10/4).
Jika tak ada pernyataan mencolok yang bersifat mendadak dari AS, Lana cukup yakin rupiah bisa menguat lagi besok. Ia memperkirakan rupiah akan berada dalam kisaran Rp 13.730 - Rp 13.750 per dollar AS.
Senada, Lukman turut memprediksi rupiah dapat melanjutkan penguatan besok. Meski, sifat penguatannya condong ke teknikal semata. Ia memproyeksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.725 - Rp 13.775 per dollar AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (10/4), rupiah berhasil ditutup menguat 0,07% ke level Rp 13.751 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah juga menujukkan penguatan 0,09% ke posisi Rp 13.759 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News