kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pidato Presiden China Xi Jinping menyokong nilai tukar rupiah ke Rp 13.751


Selasa, 10 April 2018 / 17:23 WIB
Pidato Presiden China Xi Jinping menyokong nilai tukar rupiah ke Rp 13.751
ILUSTRASI. Menghitung Mata Uang Dolar di Atas rupiah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali berlanjut hari ini. Sentimen positif dari isu perang dagang antara AS dan China yang kembali mereda memberi rupiah tenaga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (10/4), rupiah berhasil ditutup menguat 0,07% ke level Rp 13.751 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah juga menujukkan penguatan 0,09% ke posisi Rp 13.759 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih berpendapat mood pasar hari ini tampaknya kembali positif. Tensi perang dagang antara AS dan China kembali berkurang pasca pidato Presiden Xi Jinping yang menyatakan komitmennya untuk membuka hubungan dagang dengan negara lain.

Dalam pidatonya di Boao Forum for Asia 2018 (Asia Davos), Selasa (10/4), Xi menyatakan komitmennya untuk menurunkan tarif impor mobil dan produk lainnya, menegakkan hukum kekayaan intelektual perusahaan asing, dan memperbaiki iklim investasi bagi perusahaan internasional.

"Ini membawa optimisme bagi pelaku pasar bahwa isu perdangangan bilateral kedua negara tersebut bisa terselesaikan dengan baik," ujar Lana (10/4).

Meski begitu, Lana menilai belum ada sentimen yang signifikan dari dalam negeri yang turut menopang posisi rupiah saat ini. Membaiknya Indeks Penjualan Riil pada Februari, menurut Lana, bukan faktor penguat rupiah hari ini.

Sebagai informasi, survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2018 tumbuh 1,5% secara tahunan atau year on year (yoy), meningkat dari minus 1,8% yoy pada bulan sebelumnya.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, sepakat, bahwa belum ada sentimen penting yang dapat diantisipasi pelaku pasar dalam negeri dalam pekan ini. "Yang paling dinanti adalah data ekspor impor di pekan depan," imbuh Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×