Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang besar kembali terkoreksi pada perdagangan besok hari. Pasalnya, semua indikator teknikal menunjukkan adanya potensi penurunan.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securitas menjelaskan, secara teknikal IHSG mengkonfirmasi pola hanging man dengan membentuk pola two candle, yakni sinyal bearish kicker setelah terlihat pulled back pada resistance gann fan dari bearish trend.
Indikator stochastic dead-cross pada Momentum overbought membuka peluang besar kembali terkoreksi. "Sehingga diperkirakan besok IHSG masih akan bergerak tertekan dengan range pergerakan 4520-4620." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (2/2).
Pada perdagangan hari ini, IHSG cenderung bergerak tertekan -37.20 poin sebesar -0.8% di level 4587.43 dengan volume yang moderate. Investor asing kembali berbalik melakukan aksi jual bersih sebesar 197.73 Miliar rupiah pada perdagangan hari ini menjelang ekspetasi buruk pada data tingkat kepercayaan konsumen.
Menurut Lanjar, sentimen bursa Asia yang mayoritas melemah juga menjadi salah satu faktor pelemahan IHSG pada hari ini. Di bursa Asia, emiten bahan baku dan energi memimpin kerugian setelah minyak kembali diterpa aksi jual di tengah tanda-tanda ekonomi china yang memburuk.
Labjar melihat, saat ini investor menanti data persediaan minyak AS yang diekspektasikan masih cukup melimpah. Sedangkan Indeks saham di China naik pada perdagangan hari ini setelah suntikan uang tunai Bank sentral ke dalam sistem keuangan menjelang tahun baru China minggu depan.
Adapun bursa Eropa juga terjatuh mengikuti bursa Asia di saat harga minyak kembali terjatuh 2.6% dan mata uang Yen rebound menguat. Kelompok saham pertambangan dan produsen minyak dan gas jatuh hampir 2%. Data indeks harga produksi pun turun di bawah ekspetasi.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang menjadi fokus investor di antaranya Hasil pidato BOJ mengenai kebijakan moneter di Jepang. Data kinerja sektor jasa di seluruh dunia dan Data persediaan minyak di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News