Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Proyeksi kenaikan permintaan dari penggunaan crude palm oil (CPO) untuk biodiesel dan laporan penurunan stok jadi katalis positif yang menopang harga minyak kelapa sawit terbang tinggi.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/6) pukul 16.55 WIB harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2016 di Malaysia Derivative Exchange melesat 1,02% ke level RM 2.670 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Tercatat pasokan CPO Indonesia April 2016 turun 25% menjadi 2,27 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara ekspornya terbang 20% menjadi 2,09 juta metrik ton. Walau produksi naik 0,9% menjadi 2,34 juta metrik ton.
Ini sejalan dengan laporan SGS ekspor CPO Malaysia Mei 2016 yang melesat 15% menjadi 1,25 juta metrik ton. Sedangkan Intertek mencatatkan ekspor naik 11,2% menjadi 1,23 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya.
Di saat yang bersamaan CIMB merilis data pasokan Malaysia Mei 2016 turun 12% menjadi 1,59 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Jejeran faktor positif ini datang bersamaan dengan keputusan Malaysia untuk menggiatkan pengguan CPO pada biodieselnya melalui program baru B10 dan kesinambungan program sebelumnya B7.
Hanya saja yang bisa menjegal harga saat ini adalah keputusan India untuk menerapkan pajak impor CPO di level US$ 715 per metrik ton. “Kami juga mengekspektasi bahwa dampak La Nina untuk jangka pendek akan positif bagi harga karena ada dugaan produksi menyusut akibat lahan perkebunan yang bisa terkena banjir,” kata Ivy Ng, CIMB Regional Head of Plantations, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/6).
Dugaan Ivy harga CPO hingga akhir Juni 2016 bisa ke kisaran RM 2.500 – RM 2.900 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News