Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
Penilaian yang sama juga disampaikan David Nathanel, analis First Asia Capital. Menurutnya, saham grup Ciputra akan semakin menarik di mata investor pasca merger tersebut.
Hanya saja, keduanya belum bisa melihat bagaimana dampak merger tersebut terhadap investor CTRA, CTRP dam CTRS serta seberapa besar dampaknya terhadap peningkatan aset Grup Ciputra karena mekanisme merger masih belum ditetapkan perseroan.
"Walaupun secara finansial ketiganya sudah terkonsolidasi tapi nanti pasti ada perubahan aset karena tanah saat ini masih di book value, nanti kalau merger harus dimasukkan ke PER Value," jelas Fikri.
William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya menilai kenaikan harga saham CTRP dan CTRP sebagai bentuk antisipasi investor terhadap rencana merger tersebut. Menurutnya, investor berharap mendapat cuan menarik saat merger dilakukan.
Namun, William belum bisa menghitung lebih lanjut seberapa besar dampak rencana tersebut terhadap harga saham CTRP dan CTRS karena mekanisme merger belum ditetapkan.
Hanya saja, dia optimis harga kedua saham tersebut masih akan berpeluang naik karena ditopang sentimen positif penurunan kembali BI rate 25% basis poin menjadi 6,5%.
Sebelumnya, Tulus Santoso, Direktur Ciputra Grup mengatakan, pihaknya berniat melakukan merger agar kapitalisasi pasarnya semakin besar sehingga lebih likuid dan semakin menarik di mata investor.
"Ini rencana lama atas saran investor dan konsultan yang melihat dengan struktur tiga emiten ini terlalu complicated," katanya di Jakarta baru-baru ini.