Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Hitungan Andreas dan Ignatius, EMTK akan melakukan rights issue. Simulasi BRI Danareksa memperlihatkan 7,4% Non Pre Emptive rights issue sangat memungkinkan di level Rp 15.000 per saham untuk privatisasi SCMA dengan harga tender offer di Rp 2.150 per saham (dengan rata-rata historis EV/EBITDA 16x).
BRI Danareksa Sekuritas masih mempertahankan proyeksi pendapatan SCMA pada tahun ini sebesar Rp 5,72 triliun. Namun, dengan faktor pinjaman LT bertenor 3 tahun sebesar Rp 1,5 triliun, proyeksi laba bersih diperkirakan turun 5,6% menjadi Rp 1,26 triliun.
Baca Juga: Akuisisi saham sejumlah perusahaan nikel memoles prospek Harum Energy (HRUM)
Andreas dan Ignatius kini menambahkan dua valuasi positif untuk SCMA. Pertama, valuasi DCF untuk bisnis TV. Kedua, Vidio diperkirakan akan mempunyai pelanggan berbayar sebanyak 1,8 juta dengan valuasi senilai US$ 250 juta.
Namun, Andreas dan Ignatius menurunkan rekomendasi menjadi hold dengan target harga baru, yakni Rp 1.950 per saham. Hal ini dikarenakan harga saham SCMA yang sudah rally dalam beberapa hari terakhir.
Sementara Henry menilai SCMA layak diperdagangkan pada level premium dibandingkan peers. Dengan SCMA merupakan market leader pada platform OTT dan punya balance sheet yang kuat, ia merekomendasikan overweight untuk SCMA dengan target harga Rp 2.340 per saham.
Selanjutnya: Cuti 2021 dipangkas, begini dampaknya bagi kinerja Adi Sarana Armada (ASSA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News