Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat ngebut di awal tahun 2023, laju saham PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) kembali tersendat. Dua hari terakhir, AIMS merosot hingga menyentuh Auto Rejection Bawah (ARB).
Seperti diketahui, ketika sektor energi berbalik ambles pada awal tahun ini, harga saham AIMS justru melesat. Meski dua hari beruntun ARB, tapi pergerakan saham AIMS masih tercatat naik 45,63% secara year to date (YTD).
Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sempat memonitor pergerakan tidak wajar alias Unusual Market Activity (UMA) pada saham AIMS. BEI menyoroti pergerakan tak biasa AIMS pada 3 Januari 2023.
Kala itu, aktivitas transaksi AIMS meningkat menjadi 705.700 saham dengan frekuensi 603 kali. Bandingkan dengan aktivitas transaksi AIMS di hari sebelumnya yang hanya 3.400 saham dengan frekuensi 10 kali.
Padahal, emiten yang bergelut di bisnis perdagangan batubara ini belum memiliki rencana aksi korporasi. Sejumlah analis pun menilai saham AIMS berpotensi kembali tersungkur, usai anjlok 6,83% ke harga Rp 300 pada perdagangan hari ini (12/1).
Baca Juga: Pendapatan Akbar Indo Makmur (AIMS) melesat 1.101,17% di semester I 2021
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyoroti, AIMS merupakan salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terendah di sektor energi. AIMS juga rentan terhadap volume transaksi yang rendah dengan karakteristik sangat tidak likuid.
Menurut Arjun, lonjakan harga di awal tahun lebih karena faktor aksi trader saja. "Tidak ada katalis dari sisi fundamental atau teknikal yang membuat kenaikan harga saham. Berdasarkan grafik perbandingan saham dengan harga batubara juga tidak ada korelasi yang jelas," terang Arjun kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).
Arjun melihat sinyal yang cukup jelas bahwa ARB dua hari beruntun pada saham AIMS merupakan aksi profit taking. Menurutnya, investor lebih baik menghindari saham-saham seperti ini, apalagi di tengah ketidakpastian pasar dan ekonomi secara global.
"Investor lebih baik memilih saham dengan fundamental yang kuat dibandingkan saham small cap seperti ini yang pergerakan harga sahamnya terlepas dari faktor fundamental maupun teknikal," imbuh Arjun.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova punya pandangan serupa. Ivan mengingatkan agar pelaku pasar berhati-hati untuk tidak semata melihat saham dari sisi prosentase kenaikan harganya saja.
Kenaikan harga saham AIMS di awal tahun bisa jadi lebih disebabkan oleh spekulasi pasar. ARB dua hari terakhir bisa jadi pertanda pembalikan arah. "Apalagi jika tembus ke bawah Rp 280 atau garis MA10 maka jangka pendek sudah terkonfirmasi turun," jelas Ivan.
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan investor untuk profit taking atau sell on strength, mengantisipasi volatilitas harga. "Terlebih melihat dari indikator yang diperkirakan masih melanjutkan koreksi. Untuk yang belum punya, lebih baik memilih emiten batubara lainnya," pungkas Herditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News