Reporter: Putri Novita T | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perubahan bidang usaha ke sektor energi dan pertambangan kini jadi tren baru di Indonesia. Maklum, belakangan ini harga komoditas tambang sedang melambung. Agaknya, hal ini pulalah yang melatarbelakangi langkah PT Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) banting setir dari sektor properti.
"Bisnis properti tidak lagi memberi keuntungan," kata Direktur Utama Bintang Mitra Suhsih Boentoro di Jakarta, hari ini. Alasannya, daya beli masyarakat terus menurun sehingga prospek perusahaan jadi tak menentu. Jadi, perusahaan sudah menyusun rencana terjun ke sektor energi dan pertambangan dengan mengakuisisi PT Regis Energi Indonesia.
Nilai akuisisinya mencapai Rp 499,1 miliar. Regis Energi adalah perusahaan yang berkecimpung di bisnis perminyakan dengan menjadi operator sumur minyak rekanan PT Pertamina. Daerah operasionalnya di Sumatera Selatan. Nah, buat membiayai hajatan itu, Bintang Mitra telah membuat struktur pendanaan.
Sumber pendanaan utama emiten bersandi BMSR ini adalah penerbitan saham baru alias rights issue. Perusahaan akan menerbitkan 823,2 juta saham baru dengan harga penawaran sebesar Rp 500 miliar. Penawaran ini lebih tinggi 42,8% dari harga saham BMSR di lantai bursa sore tadi, yaitu sebesar Rp 350 per saham.
Lewat aksi korporasi ini, Bintang Mitra bisa meraup duit sebesar Rp 411,6 miliar. Namun, penerbitan saham baru ini berpotensi menimbulkan efek dilusi 71,01% kalau pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya. Kalau itu terjadi, BSMR sudah menunjuk PT Victoria Sekuritas dan PT Batavia Prosperindo Sekuritas sebagai pembeli siaga. Dua perusahaan ini akan menyerap masing-masing 50% saham baru tersebut.
Sedangkan kekurangan sebesar Rp 87,5 miliar untuk dana akuisisi Regis Energi bakal ditutup dari hasil penjualan saham di anak usaha dan perusahaan asosiasi BSMR. Suhsih merinci, BSMR akan menjual 99,6% saham PT Sinar Kompas Utama. Nilai penjualannya sebesar Rp 9,1 miliar.
Selain itu, Bintang Mitra melego 80,71% saham PT Alvita Sunta senilai Rp 54,1 miliar, dan 23,27% saham PT Laksayudha Abadi dengan nilai transaksi sebesar Rp 42 miliar. Alhasil, lewat penjualan tiga anak usahanya tersebut Bintang Mitra berpotensi meraup total dana sebesar Rp 105,2 miliar. Ketiga anak usaha yang bergerak di sektor properti itu dijual kepada PT Nusantara Al Mazia.
Suhsih berharap, proses penjualan ketiga anak usaha itu rampung dua bulan ke depan. Hingga semester satu 2008, pendapatan BMSR Rp 386 juta dan masih rugi Rp 3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News