CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Beragam sentimen negatif menahan penguatan harga minyak


Senin, 01 Februari 2021 / 12:30 WIB
Beragam sentimen negatif menahan penguatan harga minyak
ILUSTRASI. Senin (1/2), pukul 11.52 WIB, harga minyak WTI naik 0,42% ke US$ 52,43 per barel.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berpotensi menguat terbatas tersokong pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Senin (1/2), pukul 11.52 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Maret 2021 di New York Mercantile Exchange naik 0,42% ke US$ 52,43 per barel. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam risetnya mengatakan harga minyak hari ini berpeluang naik dalam jangka pendek saat dolar AS cenderung melemah. Di periode yang sama, indeks dolar tercatat menurun 0,05% ke level 90,53. 

Namun, Faisyal memproyeksikan penguatan harga minyak tersebut cenderung terbatas karena banyak sentimen negatif yang dapat memicu pelemahan harga minyak kembali. Bayang sentimen negatif datang dari meningkatnya aktivitas rig AS dalam laporan Baker Hughes.

Selain itu meningkatnya jumlah kasus Covid-19 secara global juga berpotensi menekan harga minyak. "Pesimisnya data indeks manufaktur Tiongkok berpotensi turunkan harga minyak," kata Faisyal dalam riset. 

Baca Juga: Bursa Asia mixed diwarnai laporan indeks manufaktur Asia yang beragam

Faisyal memproyeksikan harga minyak berpeluang dibeli dalam jangka pendek selama harga bergerak di atas level support di US$ 51,70 per barel untuk menguji level resistance terdekat di US$ 52,60 per barel. 

Namun, jika harga bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$ 51,70 per barel, maka harga berpeluang untuk dijual karena berpotensi turun lebih lanjut menargetkan support selanjutnya di US$ 51,10 per barel.

Baca Juga: Harga minyak turun lagi di awal pekan akibat potensi penundaan vaksinasi corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×