kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Belanja modal UNTR naik jadi US$ 400 juta


Selasa, 21 April 2015 / 21:36 WIB
Belanja modal UNTR naik jadi US$ 400 juta
ILUSTRASI. Ucapan Hari Jomblo Sedunia 2023.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di tengah melemahnya industri alat berat dan pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR) justru meningkatkan belanja modal alias capital expenditure (capex). Gidion Hasan, Direktur Utama UNTR mengatakan, belanja modal perseroan tahun ini bisa mencapai US$ 400 juta, naik dari realisasi capex tahun lalu yang sebesar US$ 300 juta.

Belanja modal itu ditingkatkan untuk mendorong bisnis anak usahanya di bidang kontraktor pertambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Ia bilang, nantinya seluruh belanja modal UNTR akan berasal dari kas internal perseroan. "80% belanja modal untuk mendorong ekspansi PAMA," ujar Gidion di Jakarta, Selasa (21/8).

Pasalnya, UNTR tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keuntungan dari bisnis alat berat dan pertambangan batubara. Tahun ini saja, UNTR hanya menargetkan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3.000 unit. Jumlah itu turun 14,6% dari capaian tahun lalu sebanyak 3.513 unit alat berat. Padahal sebelumnya, UNTR masih optimistis bisa menjual 4.000 unit alat berat tahun ini.

Sementara di bisnis konstruksi pertambangan, PAMA masih memberikan keuntungan yang cukup tinggi. "Performa PAMA relatif masih baik dan hasilnya menopang penurunan alat berat dan pertambangan," imbuh Gidion.

Belanja modal UNTR juga bertambah lantaran perseroan kian ekspansif melakukan diversifikasi bisnis. Misalnya saja, belum lama ini UNTR mengakuisisi perusahaan tambang emas PT Sumbawa Juturaya (SJR). Tahun ini, UNTR akan mulai melakukan eksplorasi untuk mengetahui realisasi cadangan emas di tambang tersebut.

Untuk eksplorasi itu, UNTR menganggarkan belanja modal sebesar US$ 10 juta hingga US$ 20 juta. Gidion bilang, ekspansi di bisnis emas ini, cukup prospektif untuk jangka panjang karena harga emas yang lebih stabil.

Lalu, UNTR juga mulai masuk ke bisnis minihidro alias pembangkit listrik tenaga air (PLTA). UNTR tengah mengikuti tender proyek minihidro di Jawa Tengah yang nilainya, sekitar Rp 10 miliar. Sementara itu, UNTR juga masih akan menyelesaikan akuisisi PT Acset Indonusa Tbk (ACST).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×