kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI tegaskan "doomsday scenario" tak akan terjadi


Selasa, 16 Desember 2014 / 22:39 WIB
BEI tegaskan
ILUSTRASI. Twibbon Hari Kelautan Nasional 2023.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi melorotnya IHSG.

Namun, penurunan dianggap masih dalam batas wajar. Ito Warsito, Direktur Utama BEI mengatakan, melemahnya IHSG hari ini mengikuti tren yang terjadi di pasar global.

"Jadi, penurunan IHSG tidak perlu membuat panik investor," ujarnya, Selasa (16/12).

Hari ini, IHSG ditutup melemah 1,61%. Net sell investor asing tercatat sebesar Rp 1,24 triliun. Namun, secara year-to-date (ytd), investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih (net buy) yang nilainya mencapai Rp 46,29 triliun.

Menurut Ito, investor asing tidak akan menjual sekaligus portofolio investasinya, termasuk di saham, sekaligus yang membuat pasar saham anjlok lebih dalam.

"Misalnya, investor asing menguasai 60% dari total portofolio suatu saham, jika ia jual 20% dari total kepemilikan, maka harga akan turun," jelas dia.

Sehingga, mereka tidak bisa mengeruk keuntungan dari 80% sisanya, bahkan berpotensi merugi. Selain itu, dengan melemahnya rupiah terhadap dollar AS, maka dana segar yang ditarik juga berpotensi sedikit setelah dikonversi.

"Kalau disini rugi, mereka akan dapat sedikit di sana (AS), tidak akan bisa menutup kerugian yang dihasilkan di sini (pasar saham Indonesia)," imbuh Ito.

Maklum, ada kekhawatiran muncul karena The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan. Hal ini akan memicu investor asing memindahkan dana investasinya ke pasar keuangan AS.

Pasalnya, suku bunga naik, maka yield obligasi juga akan terkerek naik sehingga dianggap lebih menarik. Namun, Ito yakin, investor asing tidak akan gegabah untuk rela merugi demi memindahkan dananya ke AS.

"Doomsday scenario tidak akan terjadi," pungkas Ito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×