Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur di zona merah pada perdagangan Selasa, (16/12). IHSG melemah 82,4 poin atau turun 1,71% ke level 5.026,028. Pelemahan IHSG ini seiring dengan melempemnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 12.900.
Dana asing pun keluar dari bursa saham sehingga membuat net sell Rp 1,25 triliun. Analis Universal Broker Indonesia, Alwi Assegaf mengatakan, penurunan IHSG banyak dipicu oleh sentimen dari global. Bursa regional terlihat melemah karena kekhawatiran perlambatan ekonomi glibal.
Investor juga tengah menunggu hasil rapat FOMC yang akan digelar dua hari ke depan. The fed kemungkinan memproyeksikan lebih jelas mengenai opsi kenaikan suku bunga. Wacana kenaikan suku bunga itu akan memberi sentimen negatif untuk pasar saham.
Koreksi dari Bursa Asia juga memicu aksi jual investor asing. "Pelemahan rupiah juga menjadi sentimen buruk buat IHSG. Jadi tidak ada sentimen yang baik dalam jangka pendek ini, karena pasar masih antisipasi," jelasnya.
Alwi memperkirakan laju rupiah masih terus tertekan sehingga memperberat IHSG. Ia memprediksi IHSG berada di rentang support-resistance 4.970-5.050.
Yuganur Widjanarko, Analis HD Capital mengatakan, masih ada beberapa saham yang akan bullish. Saham konsumer dan retail akan diuntungkan dari wacana pemerintah menurunkan BBM di 2015 bila harga minyak terus di bawah harga ICP 83 dan dollar stabil.
Ia memprediksi IHSG akan berada di rentang support 4.975-4.910, dan resistance di level 5.06-5.215. Saham pilihannya adalah INDF, AISA, RALS, dan ACES.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News