Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam satu pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mensuspen tiga saham yaitu PT Hanson International Tbk (MYRX), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dan PT Sitara Propertindo Tbk (TARA).
BEI mensuspen MINA dan TARA lantaran harga saham keduanya terus mengalami penurunan.
Baca Juga: Pekan ini BEI suspensi saham MYRX, MINA dan TARA
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, penurunan harga saham MINA dan TARA terjadi karena valuasi sudah tergolong mahal. Di sisi lain, fundamental keduanya dinilai belum menunjukkan perbaikan.
"Terutama untuk TARA, semenjak 2016 pendapatan dalam tren penurunan sampai sekarang," jelas Sukarno, Jumat (17/1).
Pada 2016, pendapatan Sitara Propertindo tercatat sebesar Rp 50,76 miliar. Jumlah tersebut turun 54,6% secara tahunan (yoy) dari posisi tahun 2015 yang membukukan pendapatan Rp 111,81 miliar.
Baca Juga: Suspensi 7 produk reksadana milik MNC, OJK didesak buka portofolio ke investor
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya pendapatan dari penjualan tanah dan apartemen. Alhasil laba bersih yang dapat diatribusikan mengalami penurunan dari Rp 4,76 miliar menjadi Rp 3,76 miliar.
Penurunan pendapatan terus terjadi hingga tahun 2018 di mana perusahaan membukukan pendapatan Rp 24,65 miliar. Turun signifikan dari tahun 2017 yang membukukan pendapatan Rp 51,3 miliar.
Di tengah penurunan pendapatan, perusahaan berhasil meningkatkan laba bersih dari posisi Rp 374,11 miliar di tahun 2017 menjadi Rp 502,25 miliar di tahun 2018.
Kenaikan laba ini terjadi karena adanya pengukuran kembali atas program pensiun imbalan pasti sebesar Rp 178,1 juta.
Baca Juga: Analis menyebut masih ada saham di notasi khusus yang layak investasi
"Jadi ketika harga sudah naik signifikan dan pasar sudah menilai tergolong mahal jadi wajar sudah saatnya harga koreksi karena ada taking profit yang membuat tekanan jual meningkat. Sehingga tercermin tren harga dalam tren penurunan," jelas Sukarno.
Terkait Hanson International, Sukarno menilai saham ini akan sulit menarik peminatnya mengingat kasus yang mendera akhir-akhir ini.
Baca Juga: Tiga Pilar berharap usai homologasi BEI buka suspen saham AISA
Sehingga saran untuk investor adalah menghindari saham tersebut ketika terjadi tren penurunan dan fundamental perusahaan belum menunjukkan perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News