Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Di tengah penurunan pendapatan, perusahaan berhasil meningkatkan laba bersih dari posisi Rp 374,11 miliar di tahun 2017 menjadi Rp 502,25 miliar di tahun 2018.
Kenaikan laba ini terjadi karena adanya pengukuran kembali atas program pensiun imbalan pasti sebesar Rp 178,1 juta.
Baca Juga: Analis menyebut masih ada saham di notasi khusus yang layak investasi
"Jadi ketika harga sudah naik signifikan dan pasar sudah menilai tergolong mahal jadi wajar sudah saatnya harga koreksi karena ada taking profit yang membuat tekanan jual meningkat. Sehingga tercermin tren harga dalam tren penurunan," jelas Sukarno.
Terkait Hanson International, Sukarno menilai saham ini akan sulit menarik peminatnya mengingat kasus yang mendera akhir-akhir ini.
Baca Juga: Tiga Pilar berharap usai homologasi BEI buka suspen saham AISA
Sehingga saran untuk investor adalah menghindari saham tersebut ketika terjadi tren penurunan dan fundamental perusahaan belum menunjukkan perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News