kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI menolak rencana reverse stock BULL


Jumat, 15 April 2016 / 08:22 WIB
BEI menolak rencana reverse stock BULL


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) belum bisa merealisasikan rencana penggabungan nilai nominal saham alias reverse stock. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, BULL belum memiliki informasi jelas terkait rencana aksi korporasi usai reverse stock, yang bisa meningkatkan nilai perusahaan.

BULL memang berencana mengubah nilai nominal saham lewat reverse stock dengan rasio 4:1. Rencana reverse stock itu tertuang dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Buana Listya pada 9 Mei mendatang.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengatakan, selain belum memiliki rencana aksi korporasi yang jelas untuk meningkatkan nilai perusahaan, BULL juga belum menyerahkan laporan keuangan kuartal ketiga 2015 dan kuartal keempat 2015.

Walhasil, BEI merasa tidak memiliki gambaran kegiatan operasional Buana Listya sampai 31 Desember 2015. Tak cuma itu, BEI juga tengah menghentikan sementara perdagangan saham perseroan.

BEI menghentikan perdagangan saham emiten perkapalan ini karena ada beberapa kewajiban kepada BEI yang belum diselesaikan. Seperti pembayaran sanksi denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

"Berdasarkan hal-hal tersebut, BEI belum dapat menyetujui rencana Buana Listya melakukan reverse stock," ujar Samsul, Kamis (14/4).

Vicky Ganda Saputra, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BULL, dalam suratnya ke BEI belum lama ini, mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan melakukan beberapa aksi korporasi, seperti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau penggalangan dana dengan cara lain.

Namun, ia mengaku, belum dapat memastikan bentuk aksi korporasi yang berakibat terhadap pencatatan saham ini. Tahun lalu, BULL sudah melakukan reverse stock dengan rasio 8:1. Setiap delapan saham bernominal Rp 100 menjadi hanya satu saham dengan nilai nominal Rp 800.

Kala itu, BULL melakukan reverse stock untuk memperbaiki likuiditas saham yang mentok di level Rp 50 per saham. Reverse stock juga dilakukan sebagai salah satu kesepakatan restrukturisasi utang kepada Merril Lynch (Asia Pacific) Limited dan Orchard Centar Master Limited (MLOR).

Aksi reverse stock ini diikuti aksi korporasi lanjutan, yakni penerbitan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 220,6 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Dengan harga pelaksanaan Rp 439 per saham, nilai aksi ini sebesar Rp 96,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×