kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Begini Strategi Samudera Indonesia (SMDR) Mengarungi Tahun 2024


Jumat, 12 Januari 2024 / 16:42 WIB
Begini Strategi Samudera Indonesia (SMDR) Mengarungi Tahun 2024
ILUSTRASI. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) memproyeksikan 2024 akan menjadi tahun yang menantang bagi industri pelayaran.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) memproyeksikan 2024 akan menjadi tahun yang menantang bagi industri pelayaran peti kemas secara global. Tetapi masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan. 

Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Maulana menuturkan menuturkan salah satu kendala yang dihadapi adalah kombinasi jadwal datangnya suplai kapal-kapal baru di dunia.  

"Serta volume peti kemas global yang masih oversupply space sehingga menekan freight rate atau tarif jasa angkutan kapal ke bawah," kata dia kepada Kontan kemarin. 

Di samping itu, Bani masih memiliki pandangan optimistis akan potensi dan peluang industri peti kemas di tahun ini. Dia menyebut dinamika global masih akan silih berganti. 

"Kondisi terakhir faktor geopolitik menyebabkan disrupsi atas jalur pelayanan dunia akan mendorong freight rate naik ke atas," tutur Bani. 

Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) Siap Tambah Enam Armada Kapal

Pasalnya, tensi geopolitik kian memanas dan yang paling panas ada di Laut Merah. Bahkan, Amerika Serikat (AS) dan Inggris dikabarkan akan melancarkan serangan terhadap milisi Houthi di Yaman.  

Ketegangan ini membuat perusahaan pelayaran dunia harus mengalihkan rute pelayaran Asia-Eropa dari Laut Merah. Kapal-kapal kargo itu terpaksa memutar ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. 

Bani menilai tensi geopolitik itu sejauh ini masih berdampak positif bagi industri pelayaran. Konflik di Laut Merah ini mendorong freight rate menjadi lebih tinggi. 

Sebagai gambaran, indeks yang melacak tarif peti kemas di delapan rute pengiriman utama di seluruh dunia, Indeks Kontainer Dunia Drewry menguat 15% menjadi US$ 3.074 per unit 40 kaki dalam sepekan terakhir. 

Siap Tambah Kapal

Meski diwarnai sentimen global, SMDR masih akan tetap menambah kapal. Bani mengatakan untuk tahun ini, minimal SMDR akan menerima 12 unit kapal anyar. 

Rinciannya, enam kapal peti kemas, dua kapal gas tanker, dua kapal tunda, dua kapal tongkang. Namun tidak menutup kemungkinan untuk SMDR tetap menambah kapal di luar 12 kapal itu. 

Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) Sebut Bisnis Pelayaran Tahun 2024 Menantang

"Masih ada kapal-kapal yang sedang dikaji dan masih mungkin bertambah di 2024," ucap Bani. 

Sejalan dengan itu, SMDR telah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 280 juta. Anggaran itu akan dipakai untuk investasi kapal baru hingga proyek lainnya.

"Anggaran ini bukan hanya untuk investasi kapal saja, tapi juga ada rencana penambahan pelabuhan dan galangan kapal serta proyek lainnya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×