Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
Menjajakan ORI017 di tengah tekanan pandemi Covid-19 Handayani akui memang membutuhkan usaha lebih dalam meyakinkan nasabah bahwa investasi ini tepat dan aman.
Irwan juga menambahkan di tengah pandemi nasabah cenderung mengubah prioritas dananya dengan memelihara instrumen yang likuid dan memprioritaskan dana untuk antisipasi dampak korona. "ORI017 risk free dan kami melihat tetap ada peluang masyarakat akan melakukan switching ke ORI017 dari instrumen keuangan lainnya," kata Handayani.
Baca Juga: Bank Danamon: Pemesanan ORI017 bisa dilakukan secara online
Sementara Irwan juga optimistis dengan fasilitas ORI017 yang dapat diperdagangkan kembali dan risiko yang sangat rendah maka dampak pandemi korona ke prospek penjualan ORI017 diharapkan tidak akan signifikan. Namun, Lani berpendapat pandemi Covid-19 berpotensi membuat rata-rata penjualan produk investasi jadi lebih kecil dibandingkan kondisi sebelum adanya pandemi.
Eva mengamati SBN khusus investor individu atau ritel ini animonya cukup tinggi di masyarakat. Dengan fasilitas surat utang yang bisa diperjualbelikan kembali ini, Eva mengatakan hal tersebut bisa menjadi daya tarik tambahan.
Untuk target penjualan, Handayani menetapkan jumlah minimal penyerapan ORI017 sebesar Rp 500 miliar. Target ini naik Rp 100 miliar dari komitmen BRI di ORI016. Sementara, BRI berhasil mencapai penjualan Rp 51 miliar di hari pertama. Handayani menilai antusias investor cukup besar.
Baca Juga: Ini alasan pemerintah terbitkan ORI017 di tengah pandemi corona
Sedangkan, permintaan ORI017 di BNI pada hari pertama Irwan nilai juga cukup ramai. BNI mencatat pembelian lebih dari Rp 25 miliar di hari pertama tersebut. Sementara, di hari pertama penjualan ORI017, BCA mencatatkan penjualan sebesar Rp 200 miliar. Namun, BCA tidak menetapkan target secara spesifik atas penjualan ORI017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News