kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Begini strategi Manager Investasi dalam meracik reksadana di awal tahun ini


Selasa, 05 Februari 2019 / 18:41 WIB
Begini strategi Manager Investasi dalam meracik reksadana di awal tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rata-rata reksadana yang tercermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index baru mencapai 0,50% (ytd) sepanjang Januari lalu. Namun, sejumlah manajer investasi telah melakukan upaya agar performa produk reksadananya dapat melampaui pertumbuhan kinerja rata-rata.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menyebut, pihaknya fokus pada investasi di obligasi korporasi yang masih memberikan keuntungan berupa kupon yang lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah.

Namun, Avrist AM juga mendiversifikasi obligasi korporasi yang terdapat dalam portofolio reksadana pendapatan tetapnya ke berbagai sektor industri. “Kami juga menyusun portofolio dengan obligasi yang durasinya cocok dengan kondisi pasar terkini,” tambah Farash, Senin (4/2).

Strategi tersebut cukup berhasil lantaran salah satu produk reksadana Avrist AM, yakni Avrist Ada Sukuk Berkah Syariah berhasil mencetak return sebesar 2,73% (ytd) di bulan lalu.

Hasil ini menjadikannya sebagai produk reksadana pendapatan tetap terbaik kedua sepanjang Januari berdasarkan data yang dihimpun oleh Infovesta Utama.

Sementara itu, Genta Wira Anjalu selaku Head of Investment Insight Investment Management mengatakan, pihaknya memilih untuk lebih agresif dalam mengelola produk reksadana pendapatan tetap di tahun ini. Pasalnya, potensi berbaliknya arah pasar pasar masih sangat terbuka.

Apalagi, The Federal Reserve sudah memutuskan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kebijakan kenaikan suku bunga acuan. Sentimen ini bisa memberi angin segar bagi pasar obligasi di negara berkembang seperti Indonesia.

Genta pun mengatakan, pihaknya mengandalkan obligasi pemerintah dengan tenor menengah hingga panjang. “Sementara untuk obligasi korporasi, kami cenderung memilih sektor yang relatif aman seperti perbankan, konsumer, dan telekomunikasi,” ungkap dia, kemarin.

Upaya tersebut sejauh ini cukup sukses. Salah satu reksadana pendapatan tetap milik Insight Investment, yaitu Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna yang membukukan imbal hasil 1,43% (ytd) di bulan lalu.

Para manajer investasi yakin secara umum kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap akan terus membaik dalam beberapa waktu ke depan. Terlebih lagi, kurs rupiah yang sangat mempengaruhi kondisi pasar obligasi Indonesia sejauh ini masih stabil.

“Kalau kondisi pasarnya membaik, kami akan menata lagi portofolio yang ada dengan menambah durasi obligasi,” tandas Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×