kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.254   36,00   0,22%
  • IDX 7.301   44,20   0,61%
  • KOMPAS100 1.079   7,04   0,66%
  • LQ45 852   5,40   0,64%
  • ISSI 217   0,89   0,41%
  • IDX30 438   2,65   0,61%
  • IDXHIDIV20 523   2,51   0,48%
  • IDX80 123   0,66   0,54%
  • IDXV30 125   0,51   0,41%
  • IDXQ30 144   0,55   0,38%

Kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap belum optimal sepanjang Januari


Selasa, 05 Februari 2019 / 14:12 WIB
Kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap belum optimal sepanjang Januari


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak seperti produk reksadana lainnya, kinerja reksadana pendapatan tetap masih belum optimal sepanjang Januari lalu.

Mengutip Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap sebagaimana yang tercermin di Infovesta Fixed Income Index tumbuh 0,50% (ytd) pada Januari lalu. Padahal, di periode yang sama, Infovesta Equity Fund Index yang menggambarkan kinerja rata-rata reksadana saham tumbuh 3,56% (ytd).

Begitu pula dengan Infovesta Balance Fund Index yang menjadi acuan kinerja rata-rata reksadana campuran mampu tumbuh 3,15% (ytd) di bulan lalu.

Head of Investment Insight Investment Management Genta Wira Anjalu menyampaikan, stagnannya pertumbuhan kinerja rata-rata reksadana pendapatan sejalan dengan belum stabilnya pasar obligasi Indonesia di awal tahun.

Hal ini terlihat dari pola arus dana asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Ia menyebut, awal tahun 2019, arus dana asing yang masuk ke pasar SBN hanya mencapai Rp 9 triliun. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya masuk melalui lelang di pasar primer. “Dana asing justru tercatat keluar di pasar sekunder,” ujarnya, Senin (4/2).

Enry Danil, Head of Fixed Income Syailendra Capital menambahkan, pasar obligasi Indonesia sudah mengalami rally yang cukup signifikan sejak menjelang akhir tahun lalu. Di awal tahun, sebagian investor, khususnya investor asing, yang sudah membukukan kinerja positif memutuskan untuk menjual kepemilikan obligasinya dan kembali wait and see menanti hasil pemilihan umum.

Sentimen ini membuat harga SUN kembali terkoreksi di awal tahun, sehingga membuat sejumlah manajer investasi kesulitan memperoleh kinerja yang optimal pada produk reksadana pendapatan tetapnya.

Terlepas dari itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich optimistis kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap akan lebih optimal dalam beberapa waktu ke depan.

Ia memperkirakan, seiring nilai tukar rupiah yang terus mengalami tren penguatan, bukan tidak mungkin kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap berpotensi melesat di kisaran 8%-9% di akhir tahun nanti.

Enry menuturkan, kinerja reksadana pendapatan tetap masih bisa tumbuh di level positif sepanjang tahun ini walau laju pertumbuhannya belum bisa melampaui reksadana saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×