Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Budi menjelaskan di paruh kedua nanti, KINO akan spending iklan dan promosi sekitar 19%-20% dari penjualan dan pengeluaran ini selalu konsisten dan belum ada rencana perubahan.
Mengenai produk, Budi menyatakan pada semester II nanti KINO belum berencana mengubah banyak varian produk yang sudah ada saat ini. Begitu juga promosi dengan memberi harga khusus dijelaskan Budi tergantung situasi di lapangan.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) intip pasar Asia Selatan
Adapun KINO semakin serius menggarap pasar luar negeri dengan melakukan pembelian saham perusahaan di India, Linanda Consumer India Private Limited pada 18 Juli 2019 lalu. Budi mengakui akuisisi ini dipersiapkan untuk bisnis KINO di masa mendatang.
Adapun saat ini Kino Indonesia sedang fokus di cabang yang sudah ada di Malaysia, Philipine, Vietnam, Kamboja, dan Singapura sebagainya lewat anak usahanya. Budi menyatakan sudah mencari market baru di luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Asal tahu saja, pada enam bulan pertama ini KINO telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar dari target capex sebanyak Rp 300 miliar.
Budi menyatakan spending capex untuk penambahan kapasitas mesin yang sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan untuk produksi barang di semua segmen yakni personal care, beverage, dan pharma.
Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) Bidik Kontribusi Pasar Ekspor Sebesar 9%-10%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News