Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona yang merebak di Indonesia sejak awal Maret 2020 telah berdampak pada sektor keuangan maupun sektor riil. Sepanjang 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 28,26% ke posisi 4.513,14 per Senin (27/4).
Sejumlah analis juga melihat, pandemi Covid-19 akan berdampak terhadap kinerja emiten pada kuartal I-2020 dan kuartal II-2020.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memprediksi, pendapatan mayoritas emiten dapat turun hingga 30% pada triwulan pertama dan kedua tahun ini. Penurunan terdalam berpotensi dicatatkan oleh emiten yang bergerak di bisnis perhotelan, restoran, dan retail.
Baca Juga: Sokongan dari Bursa Asia, IHSG diprediksi kembali menguat pada Selasa (28/4)
Alasannya, pandemi Covid-19 yang kian meluas memaksa para pengusaha untuk menutup gerainya dan tidak beroperasi.
Samuel Sekuritas juga melihat adanya potensi penurunan laba. Meskipun begitu, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai, efek pandemi Covid-19 terhadap laba emiten pada triwulan pertama 2020 belum terlalu signifikan.
"Karena bulan Januari-Februari masih normal. Hanya bulan Maret yang terdampak. Kemungkinan kuartal II-2020 yang bakal lebih jelek," ungkap Suria saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/4).
Sayangnya, ia tidak bisa memprediksi kisaran angka penurunan tersebut. Meskipun begitu, ia memiliki skenario terkait pertumbuhan laba emiten sepanjang tahun 2020.
Menurut Suria, secara rata-rata, para perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tidak akan mencatatkan pertumbuhan laba pada tahun ini. Dengan kata lain, besaran laba yang diperoleh pada 2020 akan sama dengan 2019.
Baca Juga: Persepsi negatif dalam lima tahun terakhir jadi pemberat saham BUMN cepat pulih
Sementara itu, berdasarkan catatan Kontan.co.id, Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda memperkirakan, laba korporasi dapat turun sekitar 10%-30% pada kuartal I sampai dengan kuartal II tahun ini.
Hal tersebut seiring dengan adanya risiko kenaikan signifikan pada jumlah kasus positif Covid-19 terutama di periode puncak pada Mei-Juni 2020.
Sektor yang tergolong positif
Di sisi lain, ada sejumlah sektor yang diprediksi masih membukukan kinerja positif. Kalaupun tumbuh negatif, penurunannya tak terlalu signifikan.
Chris melihat, emiten yang akan mencatatkan penurunan pendapatan paling tipis berasal dari sektor consumer goods. "Karena orang-orang masih mengonsumsi tapi mungkin tidak terlalu banyak," ucap dia.
Baca Juga: Kabar baik soal Covid-19 dorong IHSG naik 0,38% pada perdagangan Senin (27/4)
Bernada serupa, Suria juga menilai sektor consumer goods masih akan mencatatkan pertumbuhan positif. Mengingat, Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah yang diperuntukkan bagi penduduk miskin dapat menopang daya beli masyarakat.
Di samping itu, emiten operator telekomunikasi dan menara telekomunikasi juga masih diuntungkan di tengah pandemi Covid-19 ini. Pasalnya, ketentuan untuk bekerja dari rumah dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah berpotensi meningkatkan permintaan trafik data dan telepon.
Chris menambahkan, emiten-emiten yang menjual kain dan tisu kemungkinan juga akan membukukan kinerja positif. "Justru saat ini produksinya bertambah karena lebih banyak yang menggunakan produknya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News