Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Sementara, Helmi Fakhrudin Direktur KB Bukopin menjelaskan, Korsel merupakan satu dari lima investor asing terbesar di Indonesia. Itu membuat efek gandanya terhadap perusahaan Korsel yang beroperasi di Tanah Air luar biasa. Potensi ini akan dimanfaatkan Bukopin secara optimal.
Menurutnya, Bukopin punya daya kompetisi lebih tinggi dibanding bank Korsel lainnya. Sebab aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan lebih tinggi. Di sisi lain, jaringan distribusi dan layanan bank ini juga dinilai lebih luas.
"Dalam dua tahun terakhir, kami sudah bergerak sangat intens menggali petensi nasabah Korsel ini. Lima perusahaan terbesar yang ada di Indonesia, Hyndai, LG, Samsung, Lotte, dan Hankook sudah nasabah Bukopin. Lima ini saja potensinya sangat besar. Keunggulan lain yang kami punya adalah dukungan pemegang saham yang merupakan bank terbesar di Korea," tutur Helmi.
Baca Juga: Investor Jepang Ramai-Ramai Menyerbu Sektor Keuangan Indonesia
Selain dukungan modal, lanjutnya, Kookmin juga memberikan dukungan dalam bentuk teknologi, managemen resiko, dan proses bisnis. Mulai awal 2023, Bukopin sudah mulai melakukan proses pengembangan layanan digital Woke untuk sama seperti milik Kookmin di Korea.
Pengembangan ini diperkirakan akan memakan waktu 1,5 tahun sehingga sistem digital banking Kookmin bisa sepenuhnya diadopsi Bukopin dan menjadi andalan dalam menjaring nasabah ke depan.
Bank-bank Korsel lainnya juga terus mencatatkan peningkatan kinerja. Per September 2022, Bank Woori tercatat penghasil laba tertinggi yakni naik 40% secara year on year (YoY) jadi Rp 624,5 miliar. Laba Bank KEB Hana tumbuh 33,2% YoY jadi Rp 337,3 miliar, Bank Shinhan tumbuh 19,6% YoY jadi Rp 157,6 miliar, dan Bank IBK berhasil mencetak laba setelah merugi pada sembilan bulan pertama 2021.
Baca Juga: Kecaman Senjata Nuklir Didorong di KTT G20 Tapi Kompetisi Pengadaannya Jalan Terus
Hanya saja Bank Oke yang mencatat penurunan kinerja sebesar 9% YoY. Namun, bank tahun lalu fokus melakukan penambahan modal inti Rp 3 triliun.
"Penambahan modal ini akan digunakan untuk pengembangan segmen retail, korporasi, komersial, serta ditunjang dengan pengembangan infrastruktur bank,” tulis managemen Bank Oke baru-baru ini.
Pertumbuhan kinerja bank milik investor Korsel ini sejalan dengan peningkatan margin bunga bersih dan penurunan rasio kredit bermasalah. Bank Oke,Bank KEB Hana dan Bank Woori tercatat sebagai penghasil NIM tertinggi, yakni di atas 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News