kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Begini Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Kinerja Emiten


Senin, 29 Januari 2024 / 19:42 WIB
Begini Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Kinerja Emiten
ILUSTRASI. 'Heavy Dump Truck' menurunkan muatan batubara di kawasan tambang batubara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (24/1). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc/17.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih loyo. Meskipun pada Senin (29/1) tercatat menguat tipis, tetapi rupiah sudah hampir mendekati Rp 16.000 per dolar AS.

Hari ini, rupiah spot ditutup di level Rp 15.810 per dolar AS, menguat 0,09% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.825 per dolar AS.

Sementara rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ada di level Rp 15.825 per dolar AS pada Senin (29/1). Rupiah di Jisdor BI ini menguat 0,02% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.829 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini mempengaruhi sejumlah kinerja sejumlah emiten yang bisnisnya menggunakan mata uang dolar AS.

Baca Juga: Potensi Merger EXCL dan FREN Bakal Mengganggu Industri Menara Telekomunikasi

PT Astra International TBK (ASII) misalnya memiliki sejumlah lini bisnis yang transaksinya menggunakan dolar AS, khususnya di lini bisnis otomotif, batu bara, dan kelapa sawit.

Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti menyampaikan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memiliki dampak yang bervariasi terhadap bisnis-bisnis Astra.

Bisnis Astra terkait otomotif, yang mana masih ada eksposur bahan baku impor, akan terdampak negatif. Namun, beberapa entitas otomotif Astra juga melakukan ekspor dan memiliki posisi kas dalam mata uang USD yang terdampak positif, sehingga bisa mengompensasi dampak negatif yang ada. 

“Sementara, bisnis Astra yang berbasis komoditas dan melakukan aktivitas ekspor, yaitu batu bara dan kelapa sawit, akan terdampak positif,” ujarnya kepada Kontan, Senin (29/1).

Tira menuturkan, ASII akan terus memonitor pergerakan rupiah terhadap dolar AS dan juga potensi dampaknya terhadap bisnis Perseroan.

Di sisi lain, ASII juga berencana akan mengembangkan bisnis ke sektor baru, seperti bisnis layanan kesehatan.

“Ini tercermin dari investasi kami di Halodoc dan Rumah Sakit Hermina. Kami juga berinvestasi di renewable energy,” tuturnya.

Baca Juga: Kinerja Operasional RMK Energy (RMKE) Ciamik Sepanjang Desember 2023

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengakui pelemahan rupiah tidak berpengaruh pada operasional Adaro. Sebab,  pinjaman dan sebagian besar biaya pendapatan dan/atau pengeluaran operasional perseroan sudah dalam bentuk dolar AS.

”Sehingga, secara tidak langsung merupakan natural hedging terhadap pergerakan valuta asing,” ujar Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira kepada Kontan, Senin (29/1).

Sebagai gambaran, ADRO meraup pendapatan usaha sebesar US$ 4,98 miliar hingga September 2023. Merosot 15,73% dibandingkan pendapatan September 2022 sebesar US$ 5,91 miliar.

Beban usaha ADRO membengkak 43,38% secara tahunan menjadi US$ 332,40 juta. ADRO juga menanggung beban lain-lain senilai US$ 36,70 juta. Hasilnya, laba usaha ADRO merosot 48,88% dari periode sebelumnya US$ 3,15 miliar menjadi US$ 1,61 miliar. 

Hal serupa juga terjadi pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan, 75% dari penjualan Perseroan dan sebagian besar pengeluaran Perusahaan menggunakan dolar AS.

“Bisa dikatakan BUMI itu naturally hedged dan tak terdampak negatif dari sentimen ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (29/1).

Saat ini, BUMI tengah menjalankan proyek-proyek hilirisasi & diversifikasi non-batubara. 

“Secara paralel, BUMI juga meningkatkan efisiensi menyeluruh dalam bisnis batu bara perseroan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×