Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten pada hari ini, Senin (12/4) telah menyelesaikan masa penawaran obligasi. Kedua emiten tersebut adalah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD).
TPIA menawarkan Obligasi Berkelanjutan III Tahap III Tahun 2021 senilai Rp 1 triliun. Sedangkan WOOD menawarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 450 miliar dan Sukuk Mudhabarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 senilai Rp 150 miliar.
Selain itu, Kontan mencatat beberapa emiten yang terlihat memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang yaitu PT PP Tbk (PTPP) senilai Rp 2 triliun, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) senilai US$ 270 juta.
Baca Juga: Rupiah pada Selasa (12/4) diprediksi masih dibayangi faktor eksternal dan internal
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan untuk melihat solvabilitas emiten lebih baik menggunakan net gearing atau net debt per equity. Metrik ini digunakan untuk mengukur seberapa besar leverage suatu emiten, di mana hitungannya tidak melibatkan seluruh liabilitas seperti yang tertera di RTI.
"Kalau kita lihat net gearing emiten-emiten di atas, per laporan keuangan terakhir masih di bawah 1x. Malah BBNI dan TPIA rasionya masih negatif yang berarti net cash," jelas Zamzami kepada Kontan, Senin (12/4).
Dari sisi coverage ratio atau ukuran melihat kemampuan membayar bunga utang, lanjut Zamzami, seluruh emiten tersebut juga masih dinilai baik. Adapun coverage ratio seluruh emiten yang disebutkan di atas berada di atas 1x.
Lebih lanjut, saat ini Zamzami merekomendasikan saham BBNI dengan target harga konsensus Rp 7.300.
Baca Juga: Berkinerja apik tahun lalu, simak rekomendasi para analis pada saham BBTN
Sementara itu Head of Research Henan Putihrai Robertus Hardy menjelaskan dalam penerbitan obligasi sebaiknya tidak melihat emiten dari sudut pandang rasio utang karena relatif sesuai dengan sektor industri.
"Mungkin bisa dilihat dari suku bunga atau kuponnya, kalau kupon yang ditawarkan lebih rendah dari bunga utang bank atau instrumen utang lainnya, tentu dampaknya akan positif sekali untuk perseroan karena dapat mengurangi beban bunga," jelas dia.
Adapun WOOD menawarkan obligasinya dalam dua seri dengan tingkat bunga 9% dan 10,25%. Sedangkan TPIA menerbitkan tiga seri dengan masing-masing tingkat bunga 7,8%, 8,5% dan 9%.
Selanjutnya: Dana kelolaan industri reksadana kembali turun pada Maret 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News