kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BBCA hingga BMRI bertahan di jajaran bigcaps, berikut rekomendasi sahamnya


Jumat, 21 Agustus 2020 / 21:19 WIB
BBCA hingga BMRI bertahan di jajaran bigcaps, berikut rekomendasi sahamnya
ILUSTRASI. Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakart


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten perbankan masih mendominasi jajaran 10 besar emiten dengan kapitalisasi pasar (market caps) terbesar saat ini. Ketiga saham tersebut adalah Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA ) yang masih memimpin saham dengan market cap terbesar, yakni Rp 773 triliun atau 12,6% dari total market cap keseluruhan.

Di posisi kedua, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan market cap Rp 435 triliun 7,1%. Sementara di posisi kelima, juga ada saham emiten perbankan pelat merah yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan market cap senilai Rp 282 triliun.

Baca Juga: Sektor perbankan masih memimpin market cap di bursa saham Indonesia, ini kata analis

Hanya saja, ketiga saham ini masih mencatatkan pertumbuhan negatif sejak awal tahun atau secara year-to-date. Saham BBCA masih -5,94%, saham BBRI masih -19,09%, dan saham BMRI masih -20,52% sejak awal tahun.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, penurunan dari kinerja saham bank saat ini seiring dengan penurunan kinerja dari penyaluran kredit yang memang turut menjadi perhatian bagi pelaku pasar dalam satu sampai dua tahun belakangan.  

“Terlebih, saat ini kenaikan dari non-performing loan (NPL) juga ikut membayangi kinerja perbankan,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Adapun risiko dari restrukturisasi kredit tentunya sangat diperhitungkan guna menentukan emiten mana yang lebih kecil risikonya. Dalam hal ini, Okie menilai emiten perbankan yang memiliki porsi banyak pada kredit korporasi akan memiliki risiko yang lebih besar.

Di antara ketiganya, Okie mengatakan BMRI memiliki risiko lebih besar dari pada BBRI dan BBCA, dimana porsi korporasi di BMRI lebih besar. 

Namun, Okie melihat kinerja perbankan di semester kedua ini dapat lebih baik dibandingkan semester pertama. 

Tentu stimulus fiskal diharapkan dapat terserap dan diharapkan dapat menopang perlambatan pada semester kedua, sehingga potensi pemulihan ekonomi menjelang 2021 dapat terbuka.

Dus, Okie menilai prospek BBCA, BMRI dan BBRI masih cukup baik di semester II-2020. Komitmen bank sentral guna mendukung industri jasa keuangan sebagai barometer ekonomi dinilai sangat kuat saat ini. 

Baca Juga: Tiga saham bank ini masuk top 10 market cap terbesar, simak prospeknya menurut analis

Selain itu, di semester ini Okie berekspektasi ada perbaikan dari net interst margin (NIM) yang tahun lalu memang tumbuh melambat.

Menurut Okie, penurunan harga ketiga saham saat ini memang masih berpotensi akan terjadi. Namun, pelaku pasar dapat memanfaatkan penurunan tersebut untuk melakukan pembelian secara bertahap. 

“Tentu perlu perhitungan dan strategi agar manajemen keuangan juga sesuai,” tutup Okie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×