Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) menemukan cara untuk keluar dari lilitan utang. Emiten pelayaran ini akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement.
BLTA akan menerbitkan 4,27 miliar saham baru atau setara 27% modal ditempatkan dan disetor penuhnya. Penerbitan saham baru BLTA diberi harga Rp 62,5 per saham. Artinya, aksi ini bernilai Rp 266,87 miliar.
BLTA akan memanfaatkan private placement ini untuk merestrukturisasi utangnya ke beberapa pihak. Restrukturisasi ini hanya merupakan perpanjangan utang selama 10 tahun. Nantinya, para kreditur BLTA akan memperoleh bagian dari penerbitan saham baru tersebut sampai jangka waktu yang ditentukan.
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ akan mengempit 0,1% saham BLTA, para pemegang obligasi rupiah akan meraih 2,6%, pemegang obligasi Yuan Hongkong akan mendapat 9,6%, pemegang obligasi konversi 6,2%, kreditur sewa akan mempunyai 5,7%, dan kreditur lainnya 2,8%.
Berdasarkan laporan keuangan Desember 2013, nilai penerbitan 4,26 miliar saham adalah US$ 25,15 juta. Namun karena ada tambahan penerbitan 7,13 juta saham lagi, nilainya bertambah US$ 30.000.
Aksi ini tentu saja menimbulkan dilusi bagi para pemegang saham BLTA. Kepemilikan PT Tunggal Adhi Baskara akan berkurang dari 37,9% menjadi 27,7%. Lalu kepemilikan Citibank Singapore akan terkikis dari 15,2% ke posisi 11,1%. Terakhir, saham publik akan berkurang dari 46,9% menjadi 34,2%.
Private placement ini juga akan mengurangi laba per saham BLTA dari US$ 0,015 menjadi US$ 0,012. Untuk itu, BLTA akan meminta izin para pemegang sahamnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan dilangsungkan 4 Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News