Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tren harga batubara tetap positif meski China mulai melonggarkan pembatasan produksi. Analis menduga harga batubara dapat melaju hingga US$ 132 per metrik ton dalam jangka menengah.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10) harga batubara kontrak pengiriman Desember 2016 di ICE Futures Exchange menguat 2,3% ke level US$ 99 per metrik ton. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak Mei 2013. Sedangkan dalam sepekan terakhir, batubara menanjak 8,3%.
Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo menjelaskan, impor batubara China bulan lalu meningkat di atas 30% menjadi 24,4 juta ton dibanding periode sama tahun 2015. Negara produsen batubara tersebut menunggu dorongan pertumbuhan ekonomi untuk kembali membuka tambang yang telah dihentikan.
Pemerintah China sebenarnya sudah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan produksi. Artinya, produsen batubara China dapat kembali meningkatkan angka produksinya.
Jika pasokan nanti terus bertambah, Wahyu memperkirakan harga batubara akan kembali melemah. "Tetapi untuk jangka pendek maupun jangka menengah, harga belum meyakinan untuk melemah di bawah US$ 60 per metrik ton," kata Wahyu.
Sentimen dari China, permintaan global yang meningkat menjelang musim dingin masih mendukung harga menguat. Prediksi wahyu, harga batubara hingga akhir tahun akan menyentuh US$ 110 per metrik ton.
Sementara range harga dalam jangka menengah di US$ 70 - US$ 132 per metrik ton. "Mengingat kuatnya momentum hingga saat ini, maka rentang harga jangka menengah menjadi lebih lebar," lanjut Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News