Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga batubara melambung ke level tertinggi lebih dari tiga tahun. Pembatasan produksi batubara China terus menopang laju harga.
Mengutip Bloomberg, Rabu (26/10), harga batubara kontrak pengiriman Desember 2016 di ICE Futures Exchange naik 2,3% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 99 per metrik ton. Ini harga tertinggi sejak Mei 2013. Sedangkan, dalam sepekan terakhir, batubara bahkan sudah menanjak 8,3%.
Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo mengatakan, mementum harga batubara untuk naik masih kuat. Pembatasan produksi batubara China menjadi faktor utama pendongkrak harga.
Kenaikan harga batubara sepanjang tahun ini dipicu oleh keputusan otoritas Beijing untuk membatasi operasi tambang menjadi 276 hari per tahun dari sebelumnya 330 hari. Ini merupakan bagian dari upaya restrukturisasi pada industri batubara. "Meski China berupaya kembali menambah produksi, efeknya belum terlihat," kata Wahyu.
Harga batubara baik untuk jenis thermal maupun cooking coal terus menguat sejak awal pekan, tidak mengacuhkan berita bahwa Beijing akan melonggarkan aturan pembatasan produksi tambang menjelang akhir tahun. China berencana kembali menambah produksi untuk mengantisipasi kenaikan permintaan di musim dingin. Beberapa tambang batubara China hampir selesai dibangun dan siap melakukan produksi lagi.
Namun banjir pasokan domestik yang semula diperkirakan, ternyata tidak terjadi. Permintaan impor batubara akhirnya menguat dan membuat harga melonjak.
Secara keseluruhan, total produksi batubara mentah China bulan September hanya 244 juta ton. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak musim Tahun Baru Imlek 2009. Pengiriman batubara melalui jalur kereta api bahkan lebih suram, menyentuh level terburuk sejak 2005.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News