kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batavia Prosperindo Aset Manajemen Targetkan AUM Tumbuh 10%-15% di Tahun Depan


Selasa, 29 November 2022 / 14:45 WIB
Batavia Prosperindo Aset Manajemen Targetkan AUM Tumbuh 10%-15% di Tahun Depan
Direktur Utama Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan alias assets under management (AUM) sebesar 10%-15% untuk tahun 2023. Hal ini sejalan dengan pasar investasi Indonesia yang diperkirakan tetap kondusif di tengah volatilitas global.

Direktur Utama Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengatakan, kondisi perekonomian domestik tergolong solid. Hal itu terlihat dari tingkat inflasi yang terkendali dan Bank Indonesia (BI) sudah menyiasati inflasi tinggi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Sebagai pengingat, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia secara tahunan pada Oktober 2022 tercatat 5,71% year on year (YoY). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal maupun inflasi IHK bulan sebelumnya yang mencapai 5,95% YoY.

Lilis memprediksi, inflasi pada tahun 2023 akan kembali ke level 3%-4%, sebab efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan semakin mengendur. “Saya prediksi inflasi akan mulai normal pada Agustus-September tahun depan,” kata Lilis saat ditemui di Jakarta Selatan usai acara Wealth Wisdom Bank Pertama, Selasa (29/11).

Nilai tukar rupiah 2023 juga diprediksi akan stabil seperti saat ini, yakni di kisaran Rp 15.300-Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dari prediksi tahun ini di Rp 15.500-Rp 16.000 per dolar AS. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan juga diperkirakan akan tetap resilient sebesar 4,25%-5,00%, dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2022 di 4,8%-5,3%.

Baca Juga: AUM Turun, Ini Deretan Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar

Menurut Lilis, pasar saham maupun obligasi akan mempunyai peluang menarik pada 2023 asal investor dapat mencermati fasenya. Ia melihat, kinerja pasar saham pada tahun depan akan tetap positif karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong baik.

“Perusahaan top 150 masih akan mencatatkan kinerja positif 5%-7% sehingga akan mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” ucap Lilis.

Untuk pasar obligasi, Lilis melihat akan semarak lagi mulai kuartal kedua atau kuartal ketiga tahun depan. Pasalnya, ia memprediksi BI akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada triwulan tersebut. Dengan turunnya suku bunga, maka harga obligasi akan naik sehingga menarik minat investor.

Kondisi ini dapat dimanfaatkan investor reksadana untuk menangkap peluang, baik di reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. Investor dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan profil investasi dan horizon waktu investasi untuk dapat membuat portofolio dan alokasi aset yang tepat.

Untuk menangkap peluang tersebut, Lilis mengatakan BPAM akan meluncurkan produk-produk baru yang sesuai kebutuhan investor, diminati, dan cocok dengan iklim investasi yang ada. Jumlah produk barunya terdiri dari 10-12 produk dengan varian reksa danasaham, reksadana pendapatan tetap, dan beberapa di antaranya mungkin reksadana terproteksi.

Baca Juga: Reksadana Offshore Terdampak Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi Tinggi

“Kami juga akan menambah agen penjual, mengupayakan penambahan investor institusi, dan lebih banyak melakukan sosialisasi serta edukasi supaya bisa penetrasi jumlah investornya lebih baik,” tutur Lilis.

Saat ini, BPAM mempunyai 34 agen penjual, terdiri dari 19 bank, enam sekuritas, dan sembilan perusahaan financial technology (fintech). Dari segi jumlah AUM, BPAM mencatatkan AUM sebesar Rp 41,26 triliun per Oktober 2022 dan masih bisa ada sedikit penambahan menuju akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×