kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Barito Renewables (BREN) Masuk Papan Pemantauan Khusus, Ini Kata BEI


Minggu, 02 Juni 2024 / 13:00 WIB
Barito Renewables (BREN) Masuk Papan Pemantauan Khusus, Ini Kata BEI
ILUSTRASI. Barito Renewables Energy (BREN) masuk ke papan pemantauan khusus dan ditransaksikan dengan skema full call auction berdampak ke kinerja IHSG yang belakangan ini melorot.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan bahwa masuknya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ke Papan Pemantauan Khusus berdampak ke kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Direktur Keuangan dan SDM BEI Risa Rustam mengakui, masuknya saham BREN ke papan pemantauan khusus dan ditransaksikan dengan skema full call auction berdampak ke kinerja IHSG yang belakangan ini melorot.

Asal tahu saja, BREN masuk ke papan pemantauan khusus pada tanggal 29 Mei 2024. BREN masuk kategori efek dalam pemantauan khusus lantaran terkena kriteria 10, yakni karena penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Melansir RTI, IHSG langsung ambles 1,56% di hari tersebut. Di tanggal 30 Mei, IHSG ambles lagi 1,49% dan kembali turun 0,90% di tanggal 31 Mei. Saat ini, IHSG berada di level 6.970.

Menurut Risa, BREN merupakan salah satu saham big cap, sehingga sedikit banyak pasti ada pengaruhnya ke IHSG. Namun, masuknya BREN ke papan tersebut belum berdampak rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham secara keseluruhan.

Baca Juga: Barito Renewables (BREN) Akan Tambah Kapasitas Aset Panas Bumi Sebesar 53 MW

“Harusnya kalau untuk RNTH secara keseluruhan tidak hanya saham-saham tertentu saja. Banyak saham-saham lain di Bursa yang kontribusinya terhadap RNTH sangat besar,” ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Kamis (30/5).

RNTH ini nantinya berpengaruh terhadap pendapatan Bursa secara keseluruhan. Risa pun mengakui, jika RNTH turun, pendapatan Bursa bisa ikut ambles. Apalagi, masih terdapat sejumlah tantangan lain dari kondisi makroekonomi domestik maupun global.

“Tantangannya pasti ada, karena transaksi di Bursa itu sangat tergantung dari kondisi ekonomi makro juga, tidak cuma fundamental dari perusahaan-perusahaan tercatat,” ungkapnya.

Meskipun begitu, Risa mengakui Bursa masih optimistis targetnya bisa tercapai di tahun ini. BEI menargetkan RNTH di bursa saham bisa mencapai Rp 12,25 triliun selama 239 hari bursa pada 2024.

Melansir data BEI, RNTH per 31 Mei 2024 tercatat sebesar Rp 12,17 triliun.

 

“Masih on track. Bulan Mei kemarin RNTH sangat bagus. Mudah-mudahan bisa berlanjut supaya nanti target RNTH kira untuk anggaran tahun ini tercapai,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×