kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Banyak Sentimen Positif, Analis Rekomendasi Beli Saham Batubara Harga Receh Ini


Senin, 21 Agustus 2023 / 08:01 WIB
Banyak Sentimen Positif, Analis Rekomendasi Beli Saham Batubara Harga Receh Ini
ILUSTRASI. Banyak Sentimen Positif, Analis Rekomendasi Beli Saham Batubara Harga Receh Ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Analis rekomendasi beli saham pertambangan batubara, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Pasalnya, saham BUMI sedang mendapat banyak sentimen positif.

Salah satu analis yang menyematkan rekomendasi beli saham BUMI adalah Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Menurutnya, investor perlu mencermati saham BUMI dengan potensi penguatan ke level harga Rp 144 - Rp 150.

Pada perdagangan Jumat 18 Agustus 2023, harga saham BUMI ditutup di level 137 naik 1 poin atau 0,74% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BUMI terakumulasi naik 5 poin atau 3,79%.

Menurut Herditya, saham BUMI perlu dicermati karena sedang diselimuti beragam sentimen positif. Salah satunya adalah tren kenaikan harga batubara di pasar dunia.

Selain itu, saham BUMI juga menjadi bagian dari FTSE Global Equity Index dalam kategori small cap. Nantinya, BUMI akan resmi menjadi bagian indeks global itu pada 18 September 2023. 

Direktur & Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava, menyebut masuknya BUMI kembali ke indeks FTSE Global Equity merupakan perkembangan yang positif. 

"Ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan para pemegang saham serta lebih banyak menarik investor institusi," kata dia kepada Kontan, Minggu (20/8). 

Baca Juga: Indeks FTSE Russell Dikocok Ulang, BUMI dan BRMS Masuk Small Cap

Dileep mengatakan, dengan posisi BUMI yang telah bebas dari utang merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki perusahaan. Pada Maret 2023, BUMI menggelar private placement dalam rangka konversi wajib obligasi.

Adapun private placement tersebut merupakan penanda bagi Bumi Resources karena sudah menuntaskan seluruh utang terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

 

Di sisi lain, meski ada normalisasi harga batubara pada paruh pertama 2023, BUMI masih mempertahankan target produksi batubara bisa mencapai 75 juta ton–80 juta ton di 2023. 

Pada semester I-2023, produksi batubara Bumi Resources mencapai 35,4 juta ton. Nilai itu meningkat 2% secara tahunan dari 34,5 juta ton di semester I-2022. 

Untuk mencapai target, Dileep menyebut BUMI harus bisa memproduksi sekitar 40 juta ton hingga 45 juta ton di paruh kedua ini. Ia optimistis target tersebut bisa tercapai.

"Akan ada peningkatan volume produksi. Efek El Nino dan cuaca yang kering dapat meningkatkan produksi," jelas Dileep.  

Dalam catatan Kontan, BUMI juga berencana mengembangkan hilirisasi batubara untuk menghasilkan amonia dengan kapasitas input 6 juta ton per tahun. Proyek ini akan diluncurkan sesuai dengan kesepakatan. 

Terkait mitra pengganti Air Products dalam proyek pengolahan batubara menjadi metanol bersama Kaltim Prima Coal (KPC). Nantinya, KPC akan berperan sebagai pemasok batubara untuk fasilitas gasifikasi.

Sementara itu, anak usaha BUMI lainnya, PT Arutmin Indonesia disebut bakal menggarap proyek gasifikasi batubara menjadi metanol di Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Baca Juga: IHSG Ditutup di Zona Hijau, Cermati Saham yang Banyak Diborong Asing pada Awal Pekan

BUMI bukan satu-satunya entitas Grup Bakrie yang berhasil masuk dalam FTSE Global Equity Index. FTSE Russell juga memasukan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dalam kategori small cap. 

Dua saham Grup Bakrie lainnya, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga berhasil masuk indeks global ini. Namun DEWA dan ENRG masuk dalam kelompok micro. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×