Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 1,42% dalam seminggu terakhir. Pada perdagangan Jumat(3/7), IHSG ditutup di level 4.973.794. Meskipun demikian, dalam sepekan investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 1,59 triliun di seluruh pasar.
Jika melihat data RTI, investor asing paling banyak melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Dalam sepekan, asing mencatat net sell sebesar Rp 513,39 miliar di saham BBRI.
Pada perdagangan Jumat (3/7) saham BBRI ditutup di level Rp 3.050 per saham. Selama sepekan saham BBRI juga tercatat ditransaksikan sebanyak 803,47 juta dengan nilai transaksi Rp 2,45 triliun.
Baca Juga: Meski ada net sell Rp 1,59 triliun, saham-saham ini diborong asing di pekan lalu
Kedua, saham yang paling banyak dijual asing adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 348,5 miliar. Saham TLKM tercatat melemah 2,19% dalam sepekan.
Pada penutupan perdagangan Jumat saham TLKM berada di level Rp 3.120 per saham. Selama sepakan, saham TLKM ditransaksikan sebanyak 876,55 juta dengan nilai Rp 2,69 triliun.
Selain itu, investor asing juga mencatat net sell terhadap saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 122,88 miliar. Saham MNCN tercatat melemah 3,17% dalam sepakan dan ditutup pada harga Rp 915 pada hari Jumat. Total transaksi saham MNCN mencapai 466,85 juta dengan nilai transaksi Rp 426,82 miliar.
Baca Juga: Ini 10 saham paling banyak dilepas asing dalam sepekan, BBRI dan TLKM teratas
Selanjutnya ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga masuk dalam jajaran saham paling banyak dilepas asing. Total net sell asing pada saham BMRI Rp 105,07 miliar dalam sepekan. Meski demikian harga saham BMRI relatif terjaga di level Rp 5.000 per saham pada penutupan perdagangan Jumat.
Kemudian, investor asing juga tercatat melego saham PT Astra International Tbk (ASII) Rp 93,76 miliar. Dalam sepekan harga saham ASII turun 1,02% dan ditutup pada level Rp 4.850 pada perdagangan hari Jumat.
Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menyampaikan, dari sejumlah saham yang paling banyak dijual asing ada saham TLKM dan BBRI yang menarik untuk dicermati.
Ia bilang, salah satu faktor investor asing melepas saham TLKM lantaran masa bagi dividen telah usai atau telah masuk masa ex date. Wisnu menilai TLKM memiliki prospek yang baik untuk ke depannya. TLKM juga merupakan market leader operator telekomunikasi yang lain.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama tahun ini, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 5,86 triliun atau menyusut 5,8% bila dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6,22 triliun.
Sedangkan dari sisi topline, emiten pelat merah ini mengantongi pendapatan senilai Rp 34,19 triliun, turun tipis 1,86% year-on-year (yoy) dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 34,84 triliun. Sejalan dengan inovasi digitalnya, Wisnu memprediksi bisnis TLKM masih memiliki potensi untuk terus bertumbuh ke depannya.
Pun untuk BBRI, menurutnya BBRI masih menarik untuk jangka panjang meski pada tahun ini memiliki tantangan yang cukup besar.
Baca Juga: Naik 1,42% dalam sepekan, berikut faktor pendorong kenaikan IHSG
"Terutama pada tahun ini terkait dengan kredit macetnya, namun dalam jangka panjang kredit mikro masih menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan, yang mana BBRI banyak menyalurkan pinjaman ke segmen ini, jadi untuk jangka panjang masih menarik sekali," papar Wisnu, Minggu (5/7).
Ia merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat mengakumulasi saham TLKM dan BBRI secara bertahap. Wisnu memasang target jangka panjang atau di atas satu tahun untuk saham TLKM dengan target harga Rp 4.000 dan BBRI ke Rp 3.500 hingga Rp 4.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News