Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kurs rupiah spot melemah 0,11% ke Rp 15.104 per dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Kamis (19/1). Rabu kemarin (18/1), rupiah spot ditutup di angka Rp 15.088 per dolar AS. Di sisi lain, rupiah Jisdor menguat ke Rp 15.113 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf pergerakan rupiah hari ini cenderung melemah setelah hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) diumumkan siang hari ini.
Bank Indonesia menaikkan suku bunga 25 basis poin alias 0,25% dari 5,5% menjadi 5,75%. Namun, pelemahan ini faktornya bukan dari RDG BI saja.
“Pelemahan terjadi setelah rupiah mengalami penguatan tajam di sesi sebelumnya. Jadi, ada aksi profit taking. Lalu, kebetulan juga dolar AS sejak kemarin cenderung stabil,” ungkapnya kepada Kontan, Kamis (19/1).
Baca Juga: IHSG Diramal Lanjutkan Penguatan pada Jumat (20/1), Simak Rekomendasi Sahamnya
Dari sisi eksternal, kata Alwi, ada sentimen yang menguatkan indeks dolar AS. Sentimen itu adalah pernyataan Presiden The Fed St. Louis James Bullard dan Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester.
Bullard dan Mester menyampaikan bahwa tingkat suku bunga AS harus dinaikkan di atas 5%. Meskipun sempat menekan indeks dolar AS, tetapi hal itu justru berbalik membuat mata uang itu jadi stabil.
“Memang dolar AS masih di level terendah dalam 7 bulan terakhir, tetapi indeksnya cenderung stabil,” kata Alwi.
Baca Juga: Rupiah Lebih Kuat Dibandingkan Mata Uang Negara Berkembang Lain di Awal 2023
Menurut Alwi, rupiah besok juga masih akan bergantung pada data-data ekonomi AS, termasuk Jobless Claim yang dua pekan belakangan ini terus naik. “Ini menandakan pasar tenaga kerja di AS mash sehat-sehat saja dan masih mendukung kasus The Fed untuk menaikkan suku bunga,” papar dia.
Sementara, di dalam negeri, rupiah akan dipengaruhi pasar Indonesia yang dapat melambat akibat libur panjang Imlek. Alwi menyebut, selama libur panjang itu mungkin akan terjadi profit taking.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu keputusan BI menaikkan suku bunganya. Langkah itu membawa benchmark 7-Day Reverse Repo Rate ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,16% ke Rp 15.113 Per Dolar AS, Kamis (19/1)
“Keputusan yang mengambil kenaikan kumulatif menjadi 225 bps sejak Agustus tahun lalu, menandakan bahwa siklus pengetatan telah berakhir. Hal ini sejalan dengan perkiraan pasar,” tutur Sutopo.
Sutopo memprediksi rupiah akan berada di rentang Rp 15.050 per dolar AS–Rp 15.150 per dolar AS pada esok hari. Sementara, Alwi memprediksi rupiah berada di rentang Rp 15.060 per dolar AS–Rp 15.190 per dolar AS.
“Kecenderungannya melemah, tetapi melemah tipis. Pelemahan ini akibat antisipasi menjelang libur panjang, tetapi bukan berarti melemah yang parah,” ujar Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News