kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Banjir Sentimen Positif, Begini Peluang Emiten Kesehatan di 2025


Senin, 06 Januari 2025 / 10:25 WIB
Banjir Sentimen Positif, Begini Peluang Emiten Kesehatan di 2025
ILUSTRASI. RS Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk HEAL


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham di sektor kesehatan bakal ketiban sederet sentimen positif di tahun 2025. 

Sentimen pertama datang dari implementasi UU No. 17/2023 dan PP No. 28/2024 yang berpotensi meningkatkan akses, kualitas layanan, serta infrastruktur digital. 

Pemerintah juga berencana meningkatkan tarif dari BPJS dan menerapkan skema KRIS (kelas rawat inap standar) pada tahun 2025, yang menggantikan sistem kelas.

Kedua, peningkatan anggaran pemerintah untuk healthcare pada tahun 2025 mencapai 6,1% yoy atau sebesar Rp 198 triliun. Total anggaran yang diajukan tersebut mencapai 5,5% dari total pengeluaran pemerintah. 

Baca Juga: Anggaran Cek Kesehatan Gratis Rp 4,7 Triliun di 2025, Targetnya 60 Juta Orang

Ketiga, adanya peraturan KMK No. HK.01.07/MENKES/1366/2024 memberikan guidelines dalam mengatur selisih biaya melalui COB (Coordinations of Benefits). 

Guidelines ini merupakan mekanisme antara BPJS Kesehatan dan asuransi Kesehatan swasta dalam program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), sehingga dapat mengurangi biaya langsung (out-of-pocket) yang harus dibayarkan oleh peserta JKN, peningkatan akses ke layanan kesehatan premium dan efisiensi pengelolaan pembayaran. 

Keempat, pemerintah juga mengadakan medical check up gratis bagi warga yang berulang tahun.

Prospek dan Rekomendasi Saham

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengungkapkan emiten kesehatan akan terdorong oleh sederet sentimen positif, terlebih dengan kenaikan anggaran kesehatan di tahun 2025.

Selain itu, adanya penyesuaian terkait kelas BPJS diharapkan menjadi penopang kebutuhan masyarakat yang lebih ideal. 

Kemudian, ekspansi yang dilakukan emiten rumah sakit juga masih akan meningkatkan pertumbuhan dari sisi top line

"Di tahun 2025, kami masih melihat potensi dari emiten kesehatan seiring dengan beberapa sentimen serta sebagai defensive stock berpotensi menjadi diversifikasi di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata Audi kepada Kontan, Minggu (5/1).

Kendati begitu, Audi juga mengantisipasi fluktuasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menggerus margin laba, khususnya emiten farmasi dikarenakan bahan baku dasar obat masih mengandalkan impor.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana menambahkan, dengan kinerja sektor kesehatan yang memberikan return positif sebesar 5,84% sepanjang tahun 2024, prospek sektor ini terlihat cerah di tahun 2025.

Dengan dukungan regulasi yang kuat dan peningkatan anggaran, sektor ini memiliki potensi untuk memberikan return yang lebih tinggi, menjadikannya salah satu pilihan investasi yang defensif namun menjanjikan dalam menghadapi ketidakpastian global.

Baca Juga: Sarana Meditama Metropolitan (SAME) Suntik Modal Anak Usaha Rp 132 Miliar

"Oleh karena itu, investasi di saham-saham sektor kesehatan seperti HEAL, MIKA, dan SILO dapat menjadi langkah strategis bagi investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang yang stabil," ucap Hendra kepada Kontan, Minggu (5/1).

Emiten-emiten ini telah menunjukkan kinerja yang solid dalam beberapa tahun terakhir dan akan mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan dan peningkatan anggaran pemerintah. 

Ia merekomendasikan untuk mencermati saham HEAL dengan target harga Rp 1.710. Emiten ini diharapkan dapat memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas layanan berkat dorongan dari kebijakan pemerintah.

Hendra juga menjagokan saham MIKA dengan target harga Rp 2.800. Saham ini akan diuntungkan dari pertumbuhan volume pasien melalui implementasi COB. 

Terakhir, SILO dengan target harga Rp 3.650, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peningkatan akses ke layanan kesehatan premium.

Sementara itu, Audi merekomendasikan untuk trading buy saham KLBF dan SILO di target harga masing-masing Rp 1.645 dan Rp 3.460 per saham. Ia juga merekomendasikan buy saham HEAL dengan target harga Rp 1.750 per saham.

Baca Juga: Sight Investment Tambah Kepemilikan 1,04 Miliar Saham di Siloam (SILO)

Selanjutnya: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Melesat 7,09% pada Tahun 2024

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Terong untuk Kesehatan yang Bisa Menurunkan Gula Darah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×