Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Emiten poultry atau perunggasan diproyeksi masih cerah hingga akhir tahun 2024. Sentimen positif dari kenaikan Harga ayam dan turunnya harga jagung jadi pendorongnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, secara prospek emiten poultry masih dapat tumbuh positif. Hal itu didorong dari naiknya harga ayam dan turun-nya harga jagung.
"Kedua hal tu bisa menjadi katalis positif buat emiten poultry," jelas Azis pada Kontan, Jumat (12/7).
Baca Juga: Ditopang Sentimen Positif, Cermati Rekomendasi Emiten Poultry: CPIN, JPFA dan MAIN
Begitu juga dengan kinerja saham dari emiten poultry, Azis menilai ke depannya saham poultry masih bisa dilirik. Hal itu mengingat turunnya harga jagung serta naiknya harga ayam masih menjadi pendorong emiten poultry.
"Kami melihat sudah adanya priced ini dari pelaku pasar sehingga sahamnya masih naik," ujarnya.
Sementara Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano, memperkirakan kinerja keuangan emiten poultry turun pada kuartal III-2024. Meski begitu masih ada peluang kenaikan harga jual ayam hidup yang diharapkan berimbas positif terhadap performa kinerja emiten poultry.
"Selain itu juga masih akan didorong kenaikan margin keuntungan segmen pakan ternak, yang ditopang berlanjutnya penurunan bahan baku, kami melihat berdasarkan data harga pembelian bahan baku jagung dan buntil kedelai telah turun turun pada kuartal II tahun ini," ungkapnya pada riset yang dikutip, Jumat (12/7).
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) Ekspor Ayam ke Singapura Senilai US$ 65.000
Victor melihat secara prospek hingga akhir tahun 2024, emiten poultry diprediksi masih dapat tumbuh positif. Ia juga memperkirakan pada kuartal II 2024 ini pendapatan emiten poultry apat lebih baik.
Di sisi lain Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Saragih mengatakan rata-rata harga DOC (Day-Old Chick) melampaui ekspektasi, namun tingkat pertumbuhan bulanan melemah.
Ia memperkirakan memperkirakan pertumbuhan ini disebabkan oleh pemusnahan sukarela oleh para pemain dan turunnya harga jagung.
"Rata-rata harga jagung dalam negeri turun menjadi Rp5.653/kg pada Juni 2024, turun sebesar -2,3% MoM dan -9,2% YoY," jelasnya.
Baca Juga: Tiga Saham Lolos, SOLA Justru Masuk ke Papan Pemantauan Khusus
Andreas melihat secara prospek untuk kinerja emiten poultry masih akan didorong sentimen positif. Diantaranya dari kelanjutan program bantuan pangan,pelantikan pemerintahan baru, dan rincian lebih lanjut mengenai makanan bergizi gratis senilai Rp70 triliun.
Dengan begitu Andreas merekomendasikan untuk hold pada PT Charoen Pokphand IndonesiaTbk (CPIN) dengan target harga Rp 5.825.
Sementara Azis merekomendasikan untuk hold CPIN dengan target harga Rp 6.050.
Baca Juga: Program Pemusnahan Ayam Belum Efektif, Cek Rekomendasi Saham CPIN dan JPFA
Kemudian Victor merekomendasikan untuk buy saham CPIN dengan target harga Rp 5.900, buy PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan target harga Rp 1.800 dan buy PT Malindo Feedmill Indonesia Tbk (MAIN) dengan target harga Rp 850.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News