kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

Banjir Rights Issue, Analis Ungkap Strategi Emiten Kumpulkan Triliunan Rupiah


Senin, 06 Oktober 2025 / 04:18 WIB
Banjir Rights Issue, Analis Ungkap Strategi Emiten Kumpulkan Triliunan Rupiah
ILUSTRASI. Belakangan ini, tren penggalangan dana melalui skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue kembali marak dilakukan oleh sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Suku Bunga Turun, Rights Issue Makin Diminati

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menilai tren rights issue yang kembali marak tidak terlepas dari turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

“Momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level yang lebih rendah membuat peluang pencarian dana dari berbagai sumber menjadi lebih terbuka, tak terkecuali melalui rights issue di pasar modal,” ujar dia, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, banyak emiten memanfaatkan peluang tersebut untuk memenuhi kebutuhan belanja modal.

“Namun, tetap ada risiko dari penyerapan dana rights issue yang tidak maksimal, sehingga emiten juga perlu mempertimbangkan kondisi fundamentalnya,” tambahnya.

Didominasi Emiten Lapis Kedua

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, mencatat bahwa tren rights issue belakangan ini banyak digelar oleh emiten saham lapis kedua.

“Hal itu bisa terjadi lantaran emiten-emiten tersebut sedang dalam fase ekspansi dan membutuhkan dukungan pendanaan, termasuk melalui rights issue,” jelasnya.

Ia menambahkan, prospek pasar saham Indonesia yang belakangan menunjukkan performa positif turut mendorong optimisme investor untuk berpartisipasi dalam aksi korporasi semacam ini.

“Kami perhatikan rights issue ini akan menjadi salah satu bekal emiten untuk menghadapi dan menjalani bisnis pada 2026,” kata dia, Jumat (3/10).

Menurut Nico, kondisi likuiditas pasar yang terjaga dan sentimen positif IHSG dapat memperkuat tren ini hingga akhir tahun.

Tonton: 251003 IHSG Diharapkan Pulih di Kuartal 4

Investor Perlu Cermat

Meski rights issue berpotensi memperbaiki struktur modal dan mendorong ekspansi, analis mengingatkan agar investor tetap berhati-hati.

“Investor juga perlu menimbang harga pelaksanaan rights issue dari emiten,” imbuh dia.

Nico juga menegaskan bahwa investor sebaiknya mencermati aspek fundamental dan valuasi sebelum memutuskan masuk ke saham-saham pelaksana rights issue.

Sementara itu, Indy memperkirakan tren ini masih akan berlanjut hingga kuartal IV-2025, terutama bagi emiten yang sedang menjalankan proyek besar.

“Bagi investor yang berminat masuk ke saham pelaksana rights issue, Indy menyarankan investor untuk senantiasa memantau penggunaan dana rights issue dan perkembangan kinerja fundamental ketika ekspansi emiten sudah berjalan,” ujarnya.

Selanjutnya: Promo HokBen Hari Guru Internasional 5-6 Oktober, Paket Ber-2 Cuma Rp 30.000-an/Orang

Menarik Dibaca: Promo HokBen Hari Guru Internasional 5-6 Oktober, Paket Ber-2 Cuma Rp 30.000-an/Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×