kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bangun pabrik Thang Long, SMGR rogoh US$ 350 juta


Minggu, 15 Juni 2014 / 22:57 WIB
Bangun pabrik Thang Long, SMGR rogoh US$ 350 juta
ILUSTRASI. Siapkan menu Tim Ikan Tio Ciu ala Hongkong untuk makan bersama keluarga di hari Imlek nanti. Begini resepnya. (Dok/Indofood solutions)


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Semen Gresik Tbk (SMGR) serius ingin mengembangkan pasar ekspornya. Rencananya, SMGR akan membangun pabrik baru untuk anak usahanya, Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) di Vietnam.

Nilai investasi untuk pabrik baru tersebut adalah sekitar US$ 250 juta sampai US$ 350 juta. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp 11.800, berarti investasi pabrik baru ini akan bernilai Rp 2,95 triliun sampai Rp 4,13 triliun. Untuk sumber pendanaannya, SMGR akan mengandalkan sebagian besar pinjaman. “Utilisasi pabrik Thang Long saat ini sudah 100%. Kelihatan butuh ekspansi,” ungkap Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto.

Pabrik baru Thang Long tersebut akan mempunyai kapasitas 1,5 juta ton per tahun. Sehingga nantinya, SMGR akan menghasilkan semen sebanyak 4 juta ton per tahun dari Vietnam. Pabrik tersebut berlokasi dekat dengan Ho Chi Min City dan memiliki cadangan batu kapur. Adapun, pembangunannya akan dimulai pada tahun depan. Kemudian proses pembangunannya akan memakan waktu sekitar 30 bulan atau 2,5 tahun.

Adanya pabrik baru Thang Long ini akan membantu distribusi semen SMGR ke pasar Asean dan sekitarnya. Dwi mengatakan, suplainya antara lain untuk Singapura, Kamboja, Laos, Myanmar, Bangladesh, dan Srilanka.

Emiten pelat merah ini pun membidik ekspansi ke Myanmar dan Bangladesh. SMGR akan menuntaskan akuisisi perusahaan semen Myanmar di Juli. Di situ, investasi yang SMGR keluarkan sekitar US$ 200 juta sampai US$ 300 juta. Kemudian untuk Bangladesh, SMGR tengah melakukan pendekatan dengan pabrik semen lokal yang berkapasitas 600.000 ton sampai 1 juta ton per tahun.

Padahal bila menilik penjualan SMGR, posisi penjualan ekspor tampak terus mengalami kemerosotan. Pada bulan Mei, ekspor yang dilakukan jatuh 75,4% dari 89.907 ton menjadi 22.155 ton. Dwi bilang, pihaknya melakukan ekspor apabila memiliki kelebihan produksi. Sedangkan, saat ini produksi semennya sudah terserap di pasar domestik. Maka dari itu, SMGR merasa perlu untuk terus melakukan penambahan pabrik baru.

Pekan lalu, saham SMGR tutup di harga Rp 15.425, naik 0,16% dibanding hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×